Data Pensiun Jepang Dicuri, 1,25 Juta Data Masyarakat Bocor
Sebulan kemudian baru ketahuan 1,25 juta data masyarakat lengkap dicuri orang tak bertanggungjawab dan masih dalam pengusutan kepolisian Jepang.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebulan lalu terjadi keanehan jaringan komputer dan menerima email aneh dengan lampiran file ZIP di kantor pensiun Jepang (Japan Pension Service atau JPS), lalu kabel internet dicabut.
Namun sebulan kemudian baru ketahuan 1,25 juta data masyarakat lengkap dicuri (hacked) orang tak bertanggungjawab dan masih dalam pengusutan kepolisian Jepang.
"Kita ketahui sejak 8 Mei 2015 ada keanehan lalu kabel internet dicabut tapi tak tahu dari berapa komputer kabel itu dicabut," ungkap Yasuhisa Shiozaki, Menteri Tenaga Kerja Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang, Rabu (3/6/2015) di parlemen Jepang.
Data yang tercuri tersebut dengan menggunakan virus yang dikirimkan ke email-email petugas di kantor JPS, masuk ke lampiran file ZIP. Begitu file tersebut dibuka langsung virus masuk ke jaringan komputer dan otomatis data tercuri dan menuju ke komputer hacker.
Presiden JPS Toichiro Mizushima menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan menyatakan sedang dalam pengusutan oleh polisi. Dia meminta keluhan masyarakat disampaikan melalui nomor telepon (0120) 81-8211.
Data yang dicuri itu termasuk nama lengkap, alamat lengkap, tanggal lahir sampai kepada nomor telepon anggota masyarakat dan jumlah uang pensiun yang harus dibayarkan kepada yang bersangkutan.
Kepercayaan masyarakat kepada kantor pensiunan Jepang sempat hancur setelah oknum pejabat memalsukan kuitansi pembayaran, membuat kuitansi aspal (asli tapi palsu) oleh oknum tersebut tahun 2005. Jutaan yen uang pensiun masyarakat Jepang hilang dikorupsi oknum tersebut.