Minggu, 21 September 2025

Inilah Etika Bila Diundang Jamuan Makan Malam Kaisar Jepang

Upacara jamuan makan malam Kaisar (3/6/2015) pada kunjungan Presiden Filipina Benigno Aquino, mungkin menarik untuk kita ketahui

Editor: Gusti Sawabi
zoom-inlihat foto Inilah Etika Bila Diundang Jamuan Makan Malam Kaisar Jepang
Richard Susilo
Contoh Undangan Kaisar Jepang yang dikirimkan Badan Kekaisaran Jepang dengan Logo Kekaisaran warna emas tanda Kaisar pasti hadir.

 Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Upacara jamuan makan malam Kaisar (3/6/2015) pada kunjungan Presiden Filipina Benigno Aquino, mungkin menarik untuk kita ketahui. Apakah umum dapat ikut jamunan makan malam kekaisaran Jepang? Ternyata bisa, ada kesempatan ikut serta pula.

Jamuan makan malam kekaisaran kemarin dihadiri 137 orang di ruangan seluas 924 meter persegi dan semua telah tertata dengan baik dengan tata krama kekaisaran Jepang yang sangat "halus" penuh aturan untuk gerakan kita sebagai tamu dan juga sebagai tuan rumah.

Orang umum bisa diundang ikut jamuan makan malam, apabila tamu kaisar menghendaki hal tersebut. Misalnya saat Presiden Amerika Serikat Barack Obama diundang makan malam Kaisar, Obama ingin mengundang pula pemain baseball favoritnya seorang warga Jepang dan orang biasa tersebut diperkenankan hadir pada jamuan makan malam kekaisaran tersebut.

Cara kehadiran orang yang diundang bagaimana? Pihak Dinas Rumahtangga Kekaisaran Jepang akan telepon dulu kepada orang yang diundang, memberitahu kehadirannya apakah bisa atau tidak. Kalau yang diundang bisa hadir, barulah dikirimkan surat undangan khusus dari Kaisar seperti pada gambar.

Di dalam undangan tersebut juga ada tanda (pass) untuk mobil, apabila kita naik mobil, agar bisa melewati pihak keamanan memasuki wilayah kaisar. Biasanya orang naik mobil sewaan sendiri ke kaisar dan diharapkan hadir jam sekian, telah tertulis disertakan di dalam amplop undnagan tersebut. Cara masuk atau alur kendaraan melalui kekaisaran juga dilampirkan di dalam undangan.

Pada hakekatnya tidak diatur kendaraan menuju ke tempat jamuan makan malam kekaisaran Jepang. Jadi tamu yang mau datang pakai motor atau sepeda ya diperbolehkan. Tak ada larangan. Namun pada kenyataan tak ada yang pernah melakukan demikian.

Saat hadir di Istana Kaisar tempat jamuan makan malam, dari sana sudah mulai diatur segalanya oleh protokol kekaisaran Jepang,

Jarak antar tamu diatur dengan baik. Olehkarena itu antrian dan jarak antar mobil tamu yang masuk ke wilayah kekaisaran juga diatur dengan baik agar semua pengaturan waktu sesuai rencana protokol kekaisaran.

Di dalam ruangan, Kaisar beserta Permaisuri dan keluarga telah menunggu. Apa yang harus kita lakukan? Pertama ojigi (menunduk) sebagai lambang menghormati Kaisar. Ojigi kepada kaisar adalah yang paling dalam, paling rendah, tanda hormat yang dalam kepadanya. Ojigi kepada orang biasa hanya menunduk biasa saja. Tambah dalam kita menunduk, artinya tambah menghormati orang tersebut.

Bicara singkat saja kepada Kaisar, tak boleh bicara banyak. Misalnya, selamat malam. Lalu menantikan jawaban atau respons Kaisar lebih lanjut. Kalau Kaisar menanyakan, "Bagaimana hari ini?" Barulah kita boleh menjawab dan menjawab padat singkat jelas, jangan bertele-tele, karena tamu lain juga menantikan giliran. Semua sudah dihitung waktunya oleh protokol agar sesuai rencana sampai akhir acara. Terlalu banyak bicara juga dianggap kurang baik, kurang beretika.

Lalu saat datang ke jamuan makan malam itu perlukan bawa oleh-oleh? Tidak perlu membawa apa pun. Yang penting berpakaian resmi kenegaraan dari negara yang bersangkutan.

Saat pulang apakah kita menerima atau membawa pulang oleh-oleh dari sana? Tidak ada oleh-oleh apa pun dan muka kita juga tetap harus senyum, tak boleh ada keluhan kalau tak membawa pulang oleh-oleh apa pun.

Acara perayaan resmi, misalnya pesta menikah, pesta ulangtahun, atau lainnya di Jepang, biasanya pulang tamu dihadiahkan oleh-oleh tertentu di dalam kantong kertas jinjingan yang cantik. Hal ini tidak ada dalam acara Kekaisaran Jepang.

Saat bertemu tamu lain berkenalan satu sama lain, apakah boleh saling tukar kartu nama? Pada prinsipnya dilarang, karena acara tersebut bukan acara bisnis. Kartu nama di Jepang sama dengan citra bisnis. Jadi perkenalan sendiri biasanya tidak mungkin terjadi. Umumnya diperkenalkan oleh tamu lainnya yang sudah kenal satu sama lain. Lalu mulailah obrolan satu sama lain.

Halaman
12
Tags
Jepang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan