Kamis, 18 September 2025

Bikin Bising Telinga, Tujuh Pengendara Mobil Lamborghini dan Ferrari Ditangkap

Gara-gara adu balap dan suara knalpot memekakkan telinga, polisi Tokyo menangkap tujuh pria pengendara mobil Ferrari dan Lamborghini.

Editor: Y Gustaman
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
ILUSTRASI: Sejumlah mobil mewah merk Lamborghini tanpa dilengkapi plat nomor depan melintas di Jalan Tol Dalam Kota, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (3/5/2015) pagi. Mobil super mewah itu konvoi dari arah semanggi menuju Tanggerang di kawal oleh mobil patwal Polisi. Warta Kota/angga bhagya nugraha 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Polisi Jepang mengamankan tujuh pria pengendara mobil Ferrari dan Lamborghini sekitar pinggiran pantai Tokyo, Jepang baru-baru ini. Mereka ditangkap karena suara knalpot mobil yang memekakan telinga. 

"Polisi Metroplitan Tokyo pada 24 Juni lalu memutuskan menahan tujuh pengendara mobil luks karena suaranya yang sangat kencang. Mereka juga mengendarai sangat cepat di jalan raya umum," papar sumber Tribunnews.com, Selasa ini (30/6/2015).

Di jalan raya umum, acapkali mobil luks seperti Lamborghini, Ferrari melaju melebihi batas kecepatan di Jepang. Mereka melajukan mobilnya sore hari sehingga semakin mengganggu ketenangan pengendara jalan raya lainnya. 

Pengendara yang ditangkap adalah anggota kelompok mobil luks. Tengah malam tertanggal 12 November 2014, mereka adu balap di jalan raya utama Tokyo Bayshore.

Polisi datang ke lokasi dan menangkap ketua asosiasi kelompok ini yang berusia 49 tahun. Pengendaranya memacu kecepatan mobil sekitar 189 kilometer per jam. Padahal batas maksimal hanya 80 kilometer per jam.

Asosiasi tersebut mulai beraktivitas sejak Oktober tahun lalu dan kini memiliki 20 anggota yang masing-masing memiliki mobil luks seperti Ferrari dan Lamborghini. Biasanya mereka memarkirkan mobil-mobilnya di Tokyo.

Penduduk setempat banyak mengeluhkan suara bising mobil ke polisi setempat. Aksi pengendara mobil mewah tersebut berbuat seenaknya dan dianggap membahayakan masyarakat di sekitarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan