Perusahaan Besar Jepang Masih Dibekingi Yakuza
Para ningkyodo atau kestaria mafia Jepang (yakuza) sampai saat ini sangat erat kaitannya dengan uang dari banyak perusahaan besar Jepang.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Para ningkyodo atau kestaria mafia Jepang (yakuza) sampai saat ini sangat erat kaitannya dengan uang dari banyak perusahaan besar Jepang, khususnya Shinobu Tsukasa bos Yamaguchigumi menerima banyak uang dari mereka.
"Tsukasa yang awalnya banyak melakukan transaksi narkoba, kaya dari sana, lalu banyak menerima uang dari perusahaan besar yang ada di Nagoya," ungkap Kenji Seiriki (74), mantan pimpinan Yakuza khususnya dari Yamakengumi (Yamaguchigumi) kepada Tribunnews.com, Minggu (14/2/2016) sembari menyebutkan nama-nama perusahaan tersebut.
Kekayaan Tsukasa pada awalnya banyak dari narkoba, lalu karena kepintarannya "berbisnis" dan mendekati para pimpinan perusahaan besar, bos Yamaguchigumi generasi ke-6 ini semakin banyak menerima uang proteksi (mikajimeryo) dari perusahaan besar (raksasa) Jepang tersebut.
"Bahkan Tsukasa punya rumah kedua simpanannya di Perfektur Mie. Tapi kini harus dikosongkan demi keamanan menyambut KTT G-8 yang akan diselenggarakan di sana Mei 2016 mendatang," ungkapnya.
Selain rumah keduanya di Perfektur Mie, Tsukasa juga punya rumah tinggal besar di Kota Hida Takayama Jepang.
"Orang itu kini kaya raya. Kalau saya sudah pensiun hanya terima uang pensiun puluhan juta yen saja untuk kehidupan sehari-hari habis, makanya banyak barang saya yang dijual kini ruangan saya kosong," katanya.
Sebagai catatan, tahun lalu saat ulang tahun Tsukasa 25 Januari 2015 dipekirakan menerima hadiah ulang tahun lebih dari 100 juta yen dari para anggota Yamaguchigumi, untuk pribadi Tsukasa saja.
Meskipun demikian Seiriki melihat zamannya kekuasaan Tsukasa tampaknya sudah harus selesai, harus mengundurkan diri, karena sudah tidak populer lagi di kalangan bawahannya yang umumnya sudah pindah ke kelompok pecahannya, Kobe Yamaguchigumi.
Tinggallah Tsukasa nantinya hanya didukung kelompoknya sendiri, Kodokai yang bermarkas di Nagoya.
Hal ini apabila tak cepat diakhiri akan memperlemah kelompok yakuza itu sendiri.
Sementara kelompok mafia dari luar negeri dan para orang asing semakin banyak masuk ilegal terutama dari bagian selatan Jepang.
"Orang Tiongkok, Korea dan Vietnam dari kalangan kejahatan masuk ke Jepang dari Selatan Jepang. Itu sangat berbahaya, apalagi menghadapi Olimpiade 2020 mendatang," ujarnya.
Oleh karena itu Seiriki berharap juga kepada pihak kepolisian agar semakin tegas menghadapi semua tindak pidana yang dilakukan terutama kalangan warga asing yang ada di Jepang.
"Kejahatan yang mereka para warga asing itu lakukan sangat bahaya sekali, tinggal main bunuh tak berpikir apa pun. Hal itu jelas akan membuat suasana keamanan di Jepang memburuk dan sangat berbahaya. Tindakan tegas perlu diambil para penegak hukum Jepang dari sekarang juga," ujarnya.
Sementara Yakuza menurutnya terus dikerdilkan polisi Jepang dengan peraturan yang sangat mengikat.
Info lengkap yakuza bacalah www.yakuza.in.