Rabu, 17 September 2025

Mantan Menteri Wanita Jepang Sempat Dukung Perubahan Nama Tempat Prostitusi

Seorang mantan Menteri Pertahanan Jepang, Yurike Koike (63), ternyata punya perhatian besar pada dunia seks.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Buku Sejarah Mandi Sabun (Soapland) Hari terakhir mandi Turki karangan Yusaku Ito yang terbit 1 April 2015 diterbitkan Ningen Co.Ltd. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang wanita, politisi senior dari partai liberal (LDP) yang juga mantan Menteri Pertahanan Jepang, Yurike Koike (63), ternyata punya perhatian besar pada dunia seks di Jepang.

Saat Koike masih menjadi wartawan tahun 1984, politisi ini pernah mendukung perubahan nama tempat prostitusi total, mandi sabun, yang dulunya bernama Toruko akhirnya kini menjadi bernama Soapland (soopurando).

Tempat mandi sabun ini adalah tempat esek-esek terkenal di Jepang. Lelaki masuk diperlakukan sebagai raja, dibukakan semua pakaiannya. Lalu dimandikan sambil dipijit dan akhirnya acara ritual seks dilakukan sampai sang tamu itu puas.

Itulah yang jadi fokus penulisan pengarang Yusaki Oto dalam bukunya "Hari Terakhir Mandi Turki" yang diterbitkan Ningensha tanggal 1 April 2015, mengupas habis sejarah mandi sabun di Jepang, termasuk sejarah penamaan Soapland saat ini.

Tanggal 19 Desember 1984, Asosiasi Mandi Umum Jepang melakukan jumpa pers di hotel Akasaka Prince di Tokyo mengenai perubahan nama Toruko Buro (yang mirip dengan nama negara Turki) menjadi Soopurando (Soapland).

Kejadian berawal dengan kecaman seorang pelajar Turki yang komplain mengapa nama negaranya jadi nama pelayanan seks di Jepang.

Lalu Agustus 1984 pelajar itu mengajukan permintaan agar dilakukan perubahan nama kepada Kozo Watanabe, yang kemudian menjadi Menteri Kesehatan Jepang.

"Tidak ada kaitan antara Turki dengan tempat mandi toruko," kata pelajar tersebut.

"Hal ini jelas membuat nama negara kami jadi rusak, maka perlu diganti nama tersebut," ujarnya.

Sejarah Soapland merujuk balik ke tanggal 1 April 1951 menurut sang pengarang Ito.

Saat itu ada tempat pemandian umum bernama Tokyo Onsen di Ginza Tokyo sebelah timur (Higashi Ginza).

Tempat tersebut jadi sangat populer sehingga tersebar ke semua daerah di Jepang. Tempat mandi umum serupa Soapland tersebut termasuk di daerah tengan/pusat di Kumamoto (Chuoku), daerah hiburan esek-esek Yoshiwara di Tokyo, daerah hiburan Nakasu di Fukuoka dan daerah Fukuhara di Kobe.

Asosiasi Mandi Khusus Jepang dapat kontroversi besar untuk pemberian nama Toruko saat tersebut, namun tetap saja berjalan dan seolah tak ada yang peduli.

Namun belakangan tahun 1984 atas inisiatif pelajar tersebut dan akhirnya sampai ke pemerintahan, termasuk Koike mendukung perubahan nama, dicarilah nama baru.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan