Mantan Menteri Wanita Jepang Sempat Dukung Perubahan Nama Tempat Prostitusi
Seorang mantan Menteri Pertahanan Jepang, Yurike Koike (63), ternyata punya perhatian besar pada dunia seks.
Editor:
Dewi Agustina
Sejak saat itulah nama Koike tak lepas dari citra dunia esek-esek Soapland.
Pihak asosiasi menerima 2.200 usulan nama antara lain “Romance Bath,” “Colt,” “Lovely Bath,” “Toriko (Penjara),” “Love You,” (You ditulis dengan karakter Yu yang artinya air panas), serta usulan kata “Honey.”
Usulan tersebut banyak yang dianggap tidak tepat, tidak bisa dekat dengan dunia seks sehingga tak bisa menarik perhatian orang untuk datang.
"Nama yang basa-basi tak bisa menarik pengunjung sangat hambar sehingga banyak usulan tak bisa terpakai," kata penulis Keiichi Hiroka menanggapi banyak usulan nama pengganti nama Toruko.
Penulis lain juga mengkritik banyaknya usulan nama tersebut. Komimasa Tanaka sang penulis Jepang lainnya mengritik.
"Mungkin salah tujuan mestinya ke anak-anak berbagai usulan nama tersebut," katanya mengacu kepada Disneyland Tokyo yang baru dibuka setahun sebelumnya yaitu 1983.
Akhirnya nama diubah apa adanya karena mandi memakai sabun maka menjadi Soapland (dibaca bahasa Jepang soopurando).
Pada saat pengumuman Asosiasi tahun 1984 itulah dikampanyekan kata-kata Lets Go to Soapland (soopurando he ikoo).
Kini semua orang sudah tahu, apabila menyebutkan Soapland, artinya mandi sabun tempat esek-esek di Jepang sampai berhubungan seks dan izin usahanya pun izin khusus untuk hal tersebut.