Menteri Jonan Jemput Bola Datangi Investor Jepang
Menteri ESDM Ignasius Jonan (53) berusaha akan menjemput bola mengunjungi investor Jepang agar semakin banyak berinvestasi di Indonesia.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan (53) berusaha akan menjemput bola mengunjungi investor Jepang agar semakin banyak berinvestasi di Indonesia.
"Tujuan saya ke Jepang pertama kali sebagai Menteri ESDM untuk bawa listrik migas dan lainnya, tawarkan ke Jepang agar semakin banyak investasi masuk ke Indonesia serta ingin dapat masukan dari mereka," kata Ignasius Jonan kepada Tribunnews.com, Minggu (14/5/2017).
Sebagai aparat pemerintah, Jonan akan menjemput bola jangan berdiam diri menunggu investor.
"Kita mulai jemput bola jangan harapkan mereka datang saja. Kita juga bisa ceritakan potensi apa yang bisa mereka dapatkan di Indonesia. Investasi pun sudah banyak dan tidak sedikit pengembangan, misalnya Blok Marsela di Maluku Barat daya dari Inpex Jepang. Kita bisa tanyakan kapan bisa membantu mempercepat proyek tersebut," ujarnya.
Menteri Jonan melihat Jepang sebagai mitra dagang yang besar dan sudah berlangsung lama sekali serta penting bagi Indonesia.
Baca: Menteri Jonan Ingatkan Spekulan untuk Tidak Memonopoli BBM
"Jepang adalah salah satu mitra dagang besar di Indonesia. Visi misi presiden harus kita jalankan dengan baik. Kita harus berusaha meningkatkan pemerataan ketersediaan energi dan kelistrikan di Indonesia," kata Jonan.
Kemudian visi misi kedua menurutnya, agar daya beli masyarakat dapat terjangkau dengan penambahan kapasitas listrik energi dan lainnya.
"Lalu ketiga yang cukup penting, menyamakan harga BBM di berbagai daerah, misalnya di daerah kota kecil di Kalimantan misalnya, harga BBM kan harusnya sudah sama, namun kota kecil dan pedalaman mungkin tinggal tambah ongkos transpor dan itu saya rasa tidak besar," katanya.
Tantangan terbesar saat ini menurutnya adalah soal waktu.
"Waktu adalah penting sekali. Kita perlu secepat mungkin pemerataan pembangunan konsumsi energi dan lainnya dalam waktu cepat dan ini tidak mudah," kata Jonan.
Mengenai subsidi yang termasuk daftar kartu keluarga sejahtera, Menteri Jonan meminta agar kartu itu hanya untuk rentan miskin dan keluarga miskin saja.
"Kalau tak pegang kartu itu ya tentu tak disubsidi. Ini tergantung pula kesadaran masing-masing orang. Misalnya saya, masa saya beli LPG 3kg yang disubsidi pemerintah, nggak betul dong saya minta subsidi, saya kan mampu," kata dia.
Saat ini Menteri Jonan melakukan pertemuan dengan CEO Mitsubishi Corporation, Marubeni, Inpex serta Penasehat PM Jepang Hiroto Izumi.