Ngapain Kamu Ke Jepang, Tanya Ayah Ajeng Yang Cantik
Di Indonesia sendiri Ajeng mengaku sudah punya pacar yang bekerja di Sahid Jakarta pula,
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Saat diri gadis campuran Manado, Ambon dan Jepara memutuskan sekolah ke Jepang, langsung saja orangtuanya terutama ayah Ajeng Cornelvein Teiwilang (24), satu-satunya anak wanita, adiknya tiga laki semua, mempertanyakan ngapain sih pergi ke Jepang?
"Mereka terutama ayah saya sih memang tanya ngapain sih pergi ke Jepang, dah cari kerja di Indonesia saja. Tapi setelah saya jelaskan manfaat untuk masa depan saya, bisa menguasai bahasa Jepang selain bahasa Indonesia, bisa karir lebih baik lagi di Indonesia, barulah mereka mengerti," papar Ajeng (nama panggilannya) khusus kepada Tribunnews.com sore ini, Jumat (30/6/2017).
Namun di tempatnya bekerja dia dipanggil Kira, nama terkenal di Jepang dan mudah disebutkan orang Jepang ketimbang Ajeng, menurutnya. Itulah Maid Cafe di Akihabara tempatnya bekerja di saat akhir minggu atau hari libur saja.
"Setelah orangtua mengerti ya saya ke Jepang, sekolah bahasa di Tokyo sambil baito kerja paruh waktu untuk bisa menambah uang buat kehidupan sehari-hari," tambahnya.
Di Indonesia sendiri Ajeng mengaku sudah punya pacar yang bekerja di Sahid Jakarta pula, memperkenalkan murid sekolah Sahid yang mau sekolah ke luar negeri, "Kebetulan saya tak tak tertarik sama lelaki Jepang kok," katanya polos lagi.
Ajeng yang renyah diajak ngobrol dan selalu tersenyum itu masih terus membawa karakternya yang khas sebagai orang Indonesia yang ramah, sehingga suatu saat dia bertabrakan naik sepeda dengan orang Jepang lain, tawaran uang ganti rugi ditolaknya, "Gak usahlah karena saya punya asuransi kok," paparnya.
Lalu bagaimana masa depannya di Jepang?
"Sekolah saya sih tampaknya dua tahun, setelah itu ya harus bisa cari kerja tetap lalu bekerja di Jepang ganti visa kerja yang sekarang visa pelajar. Nanti saja deh saya belum tahu nantinya bagaimana karena ini juga baru tiba awal April masih 3 bulan belum banyak tahu mengenai Jepang, tapi saya suka sekali sama Jepang nih," tegasnya lagi.
Ajeng tampaknya memang serius sekali belajar bahasa Jepang untuk bisa menguasai sepenuhnya.
"Saya mau fokus ah belajar bahasa Jepang nanti mungkin Agustus daftar supaya bisa ikut ujian kecakapan bahasa Jepang, biar cepat pintar nih bahasa Jepangnya sehingga mudah dapat kerja di Jepang ya."
Pendidikan lulus Universitas Pariwisata Sahid di Jakarta memang memberikan banyak manfaat dan wawasan pariwisata kepadanya sheingga dunia pariwisata Jepang pun baik restoran atau kafe, hotel dan segala terkait pariwisata ingin dicobanya.
"Syukurlah saya juga pada hari biasa bisa bekerja di Hotel di Tokyo Disneyland, naik sepeda dari rumah saya hanya 30 menit saja," ceritanya lagi.
Bagaimana dengan makanan di Jepang?
"Wah mahal ya. Jadi saya beli sayur dan lain-lain lalu masak sendiri di rumah bersama teman-teman, satu kamar tidur berempat, sempit kamarnya ya di Jepang," cerita Ajeng lagi jemaah Gereja Bethel Indonesia ini.
Lalu karena beragama Kristen, hari Minggu Ajeng menyatakan harus ke gereja dan itu dilakukannya setiap minggu sampai kini, tambahnya.