Senin, 15 September 2025

Parlemen Mencecar PM Jepang Dua Hari Sidang Selama 10 Jam Lebih

Dari jumlah total jam persidangan itu, selama 8 jam 17 menit 59 detik pertanyaan masalah sekitar Kake Gakuen.

Editor: Johnson Simanjuntak
Richard Susilo
PM Jepang Shinzo Abe di sidang parlemen kemarin (25/7/2017) 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Selama dua hari 24 Juli dan 25 Juli 2017, parlemen Jepang dalam mencecar PM Jepang Shinzo Abe, telah mempertanyakan persoalan sekolah Kake Gakuen dan masalah pengiriman pasukan bela diri Jepang (Jietai = SDF) ke Sudan Selatan (PKO=Peace Keeping Operation), dalam waktu total 10 jam 3 menit dan 57 detik.

Tribunnews.com memonitor kedua hari sidang tersebut dengan rincian 24 Juli persidangan selama 5 jam 4 menit 48 detik dan persidangan 25 Juli selama 4 jam 59 menit 9 detik.

Dari jumlah total jam persidangan itu, selama 8 jam 17 menit 59 detik pertanyaan masalah sekitar Kake Gakuen. Sedangkan masalah PKO selama 42 menit 7 detik. Sisanya masalah kecil lain.

Khusus PM Jepang menjawab pertanyaan anggota parlemen untuk masalah Kake Gakuen selama 1 jam 35 menit 45 detik (103 nkali ke mimbar jawab) sedangkan masalah PKO Abe menanggapi selama 13 menit 8 detik (16 kali ke mimbar jawab).


Sedangkan Menteri Pertahanan Yomomi Inada menanggapi masalah PKO hanya 5 menit 56 detik, yaitu 9 kali bolak balik ke mimbar jawab, untuk menjawab, mengantisipasi pertanyaan dari para anggota parlemen.

Dari bolak balik ke mimbar jawab tersebut, Abe paling banyak mengatakan, "Pada hakekatnya saya akan menjelaskan" selama lima kali. Lalu permintaan maaf sebanyak 3 kali.

Dari kata-kata yang muncul dalam kesaksian Abe masalah Kake Gakuen, kata-kata ini sebanyak sembilan kali ke luar dari mulut sang PM Jepang.

"Oleh karena ada keterlibatan teman saya, maka masuk akal apabila saya dicurigai oleh masyarakat."

Lalu kata-kata ini sebanyak 6 kali diucapkan berulang kali di sidang parlemen tersebut.

"Saya ingin sekali menjelaskan semua masalah ini secara halus dan halus di hadapan mata rakyat banyak."

Jelas sekali dalam sidang parlemen selama dua hari Senin dan Selasa kemarin, PM Jepang berusaha menjelaskan segalanya secara halus, sopan santun di depan anggota parlemen, meskipun beberapa anggota parlemen dari kalangan oposisi berusaha memancing kemarahan dan emosi PM Jepang. Tetapi keburu distop dan diingatkan oleh Ketua Sidang agar berlaku dan berbahasa sopan santun.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan