Senin, 15 September 2025

Anies di Tokyo: Bangun Jakarta Anggaran Pendidikan Penting, Demikian Pula Pendekatan Gerakan

Ditambahkannya pula, ekosistem masyarakat dapat hidup dengan baik kalau ada informasi empower power the system.

Editor: Johnson Simanjuntak
Richard Susilo
Sekitar 100 orang Indonesia mendengarkan ceramah Anies Baswedan (48) dan Bambang Widjojanto (57) di Sekolah Republik Indonesia Tokyo siang ini (28/7/2017). 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - APBD (Anggaran pendapatan Belanja Daerah) dipakai untuk siapa berapa besar. Itulah yang sebenarnya harus diperhatikan masyarakat DKI Jakarta, ungkap Anies Baswedan di Sekolah Republik Indonesia di Tokyo kepada sekitar 100 orang anggota masyarakat Indonesia di Jepang.

Anggaran tersebut menurutnya terutama terkait pendidikan.

"Pendidikan kita masih terseok-seok, tambahnya. Tapi dengan Dapodik atau data pokok pendidikan yang bisa dilihat semua orang, kini banyak daerah sudah mulai melek dan minta tambahan dana anggaran pendidikan ke pemerintah pusat."

Ditambahkannya pula, ekosistem masyarakat dapat hidup dengan baik kalau ada informasi empower power the system.

"Selain itu kita nanti akan melakukan transparansi pajak dan minta teman teman terlibat langsung dalam semua kegiatan. Jadi semua anggota masyarakat harus bergerak (movement). Maka dampaknya, Gubernurnya juga akan datang ke kampung kampung. Misalnya kita buat Sister RW (Rukun Warga) boleh dong? Bukan hanya sister city saja seperti selama ini dilakukan banyak kota. Jadi bisa saling bantu semua pihak sampai ke RW juga. Sementara bangun jalan bangun infrastruktur, yang besar-besar dan berat-berat, itulah tugas Pemerintah."

Menurut Anies, yang punya akses air bersih 57% saja. Artinya 43% masyarakat Jakarta yang tinggal di kampung-kampung ya coba saja minum air di sana, paling juga perutnya sakit nanti.


"Permasalahan Jakarta jangan tanya kalangan menengah. Mereka pasti bicara masalah Jakarta ya macet. Lha tiap hari pergi pulang naik mobil dan motor. Tapi kalangan bawah pasti bicara pengangguran, tak dapat kerja, itulah masalah Jakarta, kemiskinan."

Menurutnya, banyak masalah tapi kita harus bereskan semua satu persatu. Cara untuk membereskan Jakarta nanti dengan Movement base Development sebagai solusi. Pendekatan di Indonesia sebenarnya movement atau gerakan, tekannya.

"Indonesia 95% buta huruf Jaman Soekarno dulu. Kini 7% dan umumnya itu pun hanya elderly people. Anak muda nol persen. Pendekatan keberhasilan itu lewat gerakan (movement). Pemimpin meminta dengan kata "Bantulah" untuk membangun Jakarta. Itulah yang akan kita lakukan."

Anies mencontohkan ensiklopedia dengan Wikipedia. Pengisi ensiklopedia adalah para ahli. Tapi Wikipedia adalah kita semua yang mengisi dengan gerakan (movement) yang ada. Jadi semua ikut berpartisipasi lebih sukses.

"Seperti itulah yang akan dikakukan Jakarta dengan pendekatan gerakan (movement) kita minta 'bantulah' kepada semua warganya untuk keberhasilan kita semua bersama-sama membangun Jakarta."

Ekosistem masyarakat dapat hidup dengan baik kalau ada informasi empower powering the system.

Terkait masalah sampah di jakarta, Anies melihat Daerah Bintaro sudah berhasil dengan waste 5% sisanya di daur ulang.

"Hebat sekali Bintaro. Kita mau buat seperti itu dalam pendekatan ke masa depan Jakarta nantinya," ungkapnya lebih lanjut.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan