Dihukum Mati, Lelaki Jepang Perintahkan Pembunuh Bayaran Filipina Menembak Korban
Maruyama melihat tertuduh Iwama penduduk kota Fuefuki bermotifkan untuk mendapatkan uang asuransi
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang warga Jepang Toshihiko Iwama, 43, dijatuhi hukuman mati Jumat minggu lalu (25/8/2017) di pengadilan negeri Kofu Perfektur Yamanashi, karena dianggap bersalah merencanakan pembunuhan terhadap dua warga Jepang di Filipina tahun 2014.
"Hal ini sudah jelas dan nyata adanya sebuah pembunuhan yang direncanakan dengan baik dan tak bisa lepas dari hukuman mati," papar hakim ketua Tetsumi Maruyama di pengadilan negeri Kofu Jumat lalu.
Maruyama melihat tertuduh Iwama penduduk kota Fuefuki bermotifkan untuk mendapatkan uang asuransi apabila keduanya meninggal di luar negeri.
Korban yang dibunuh adalah Shinsuke Toba, 32, penduduk kota Nirasaki yang ditembak di dalam taksi oleh pembunuh bayaran orang Filipina mengendarai sepeda motor di jalanan di dalam kota di Filipina.
Toba ditembak 18 Oktober 2014 dan meninggal dunia. Lalu bulan September 2015 korban lainnya, Tatsuya Nakamura, 43 juga penduduk Fuefuki, teman bisnis Toba juga ditembak dan meninggal di kota manila Filipina. Mereka ditembak oleh penembak bayaran Filipina.
Shoichi Kubo, 44, kaki tangan Iwama menjalani penjara seumur hidup karena ikut membantu perencanaan pembunuhan tersebut.
Toba mengoperasikan klinik osteopathic di Nirasaki dan Nakamura adalah karyawan perusahaan Jepang.
Asuransi perjalanan Toba senilai 100 juta yen dan asuransi perjalanan Nakamura senilai 50 juta yen apabila tertanggung meninggal dunia di perjalanan luar negeri.
Meskipun demikian pembayaran belum sampai dilakukan pihak asuransi untuk ganti rugi tersebut karena keburu dicurigai pihak asuransi setelah penyelidikan lebih lanjut perihal kematian mereka.
Pihak pembela Iwama menyatakan bahwa klien nya sama sekali tidak ada masalah kesulitan keuangan. Atas keputusan tersbeut Iwama mengajukan banding ke pengadilan tinggi.