Sabtu, 20 September 2025

Siap-siap Pusing Kalau ke Toilet di Jepang Karena Banyak Tanda Aneh

Saya orang Jepang, anak saya yang masih kecil di sekolah dasar kalau ke toilet sering minta ditemani

Editor: Johnson Simanjuntak
Richard Susilo
Berbagai tanda dan keterangan di toilet yang sudah menggunakan bahasa Inggris. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Postingan toilet di twitter mengundang pro dan kontra serta diantisipasi oleh sekitar 8000 kali tanggapan pembacanya. Mengapa? Karena banyak tanda aneh, sulit dimengerti dan berbahasa Jepang saja.

"Saya orang Jepang, anak saya yang masih kecil di sekolah dasar kalau ke toilet sering minta ditemani karena bingung takut salah pencet. Baiknya disederhanakan atau buat mudah mengertilah semua informasi, pencetan apa pun yang ada di toilet. Orang Jepang saja bingung apalagi orang asing mungkin ya," papar Jiro Kumano seorang warga Tokyo yang dhubungi Tribunnews.com Jumat ini (1/9/2017) menanggapi berbagai tanda di dalam toilet.

Kebingungan masyarakat Jepang, apalagi mungkin juga orang asing, terbukti dengan hasil survei yang dilakukan Toto sembilan tahun lalu kepada 600 orang asing, ternyata sedikitnya 25% responden memang tidak mengerti tanda-tanda yang tertulis di toilet Jepang.

Kemudian Asosiasi Industri Rest Room Jepang bulan April lalu membuat desain terpadu dengan harapan semua orang bis amengerti dengan mudah. Namun ternyata tidak merata (belum bisa diterima) ke semua produsen toilet di Jepang.

Banyak tanda aneh ini beserta rambu lalu lintas semua dalam bahasa Jepang di Jepang juga memusingkan orang asing yang berkendaraan di jalan raya.

Akhirnya kini polisi mulai mengubah rambu lalu lintas terutama yang bertuliskan bahasa Jepang saja, dengan mencantumkan juga bahasa Inggris. Misalnya Tomare, dituliskan pula STOP pada bagian bawahnya.

Menurut rangkuman Asosiasi Penyewaan Mobil Perfektur Okinawa, pada tahun fiskal 2008 (per 31 Maret 2009) ternyata ada 9648 kecelakaan lalu lintas oleh para penyewa mobil. Jumlah ini tiga kali lebih banyak ketimbang tahun 2006.

Demikian pula dari survei kuesioner yang dilakukan oleh Badan Kepolisian Nasional Jepang tahun 2016, untuk pengemudi asing di Jepang sebanyak 20% sempat dihukum tidak boleh mengemudi beberapa bulan dan 30% pengemudi asing mengalui tidak mengerti arti rambu-rambu lalu lintas di Jepang.

Perubahan rambu-rambu di Jepang dan berbagai tanda di tempat umum sebenarnya mulai dilakukan tahun 1964 saat Tokyo pertama kali menyelenggarakan Olimpiade sehingga banyak sekali orang asing datang ke Jepang.

Maka Jepang harus merombak semua informasi di tempat umum dengan menyertakan sedikitnya bahasa Inggris.

Demikian pula tahun 2020 akan menjadi tamu Olimpiade Tokyo 2020, maka kini semua tempat umum mulai dirombak dengan informasi yang ada juga mencantumkan bahasa Inggris sehingga orang asing diharapkan tidak jadi kebingungan, apalagi di toilet.

Bingung di toilet mungkin berakibat tidak membilas buang air kecil atau besar kita. Bisa pula malah menjadikan alat semakin cepat rusak karena saking kesal mungkin semua tombol di penceti akibat tidak mengerti

. Kelihatan sederhana hanya soal logo gambar desain dan huruf, tetapi dampaknya ternyata sangat luas di masyarakat, apalagi di saat Olimpiade 2020 nanti.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan