Rabu, 19 November 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Trump Ancam Sanksi Global bagi Negara yang Berbisnis dengan Rusia, Iran Bisa Jadi Target Berikutnya

Trump dorong sanksi bagi negara yang masih berdagang dengan Rusia. Iran berpotensi jadi sasaran berikutnya, memicu kekhawatiran geopolitik baru

Tangkap Layar Truth Social/@realDonaldTrump
DONALD TRUMP ISRAEL - Tangkap Layar Truth Social/@realDonaldTrump. Trump dorong sanksi bagi negara yang masih berdagang dengan Rusia. Iran berpotensi jadi sasaran berikutnya, memicu kekhawatiran geopolitik baru 

Ringkasan Berita:
  • Trump tengah menyiapkan RUU yang menjatuhkan sanksi berat bagi negara mana pun yang masih membeli minyak, gas, atau komoditas strategis Rusia,
  • Washington menilai Iran berpotensi menjadi target berikutnya karena menjadi pembeli sekaligus perantara utama minyak Rusia, serta memperkuat kerja sama energi dan militer dengan Moskow.
  • AS memandang rantai perdagangan minyak Rusia–Iran sebagai penyokong anggaran perang Kremlin, sehingga sanksi baru dirancang untuk memutus aliansi tersebut

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa Partai Republik yang ia pimpin tengah menyiapkan rancangan undang-undang baru untuk menjegal bisnis minyak Rusia.

Dalam pernyataannya Trump menegaskan bahwa RUU ini dirancang untuk menjatuhkan sanksi berat kepada negara mana pun yang masih menjalin hubungan dagang dengan mengimpor minyak, gas, atau barang strategis lain dari Rusia.

“Negara mana pun yang berbisnis dengan Rusia akan dikenai sanksi yang sangat berat,” ujar Trump sebagaimana dikutip dari The Jerusalem Post.

Isyarat ini muncul hanya beberapa minggu setelah Gedung Putih memberlakukan sanksi baru terhadap perusahaan minyak raksasa Rusia, Lukoil dan Rosneft, pada 22 Oktober lalu.

Dengan menyerang pusat pendapatan minyak, gas, atau barang strategis, Washington berharap dapat mempersempit kemampuan Moskow untuk melanjutkan perang.

Washington melihat bahwa pembatasan minyak adalah cara paling cepat untuk menekan ekonomi Rusia dibandingkan sektor lain seperti teknologi atau perdagangan umum.

Industri energi sangat bergantung pada ekspor ke pasar luar negeri.

Ketika jalur ekspor terganggu, pemasukan negara langsung anjlok, memukul kemampuan Kremlin untuk mendanai logistik perang, membeli amunisi, atau mempertahankan operasi jangka panjang.

Dengan diberlakukannya RUU sanksi baru, Washington ingin memaksa negara-negara tersebut untuk mengambil jarak dari Rusia atau berisiko berhadapan dengan konsekuensi ekonomi dari AS, termasuk pembatasan akses ke sistem perbankan dan pasar global.

Aturan baru ini akan menjadi instrumen ekonomi paling keras yang pernah diberlakukan AS untuk menekan negara lain agar tidak memperkuat posisi Rusia di tengah perang Ukraina.

Baca juga: Pasukan Rusia di Atas Angin: Rebut 2 Desa Lagi di Ukraina Selatan, Kepung Kota Vital Ukraina Timur

Sanksi Baru AS Berpotensi Menyeret Iran

Namun rencana Amerika Serikat untuk memberlakukan sanksi terhadap negara manapun yang melakukan bisnis dengan Rusia menempatkan Iran pada posisi yang semakin rentan.

Washington memandang Teheran sebagai salah satu mitra ekonomi terbesar Moskow, terutama dalam perdagangan energi dan kerja sama strategis yang meningkat sejak perang Ukraina pecah.

Dalam dua tahun terakhir, Iran menjadi salah satu pembeli dan perantara penting bagi minyak Rusia.

Data perdagangan internasional menunjukkan bahwa impor minyak mentah Rusia ke Iran mencapai ratusan ribu barel per hari, baik melalui jalur resmi maupun skema barter energi.

Banyak laporan menyebutkan bahwa Iran menggunakan minyak Rusia untuk kebutuhan domestik sambil mengekspor kembali minyaknya sendiri ke Asia dengan menyamarkan asal-usulnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved