Kamis, 18 September 2025

Kazuo Ishiguro Tak Begitu Dikenal di Jepang Tapi Malah Dapat Nobel

Pemenang literatur Nobel yang menggunakan nama Jepang Kazuo Ishiguro ternyata kini memiliki warga negara Inggris.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Kazuo Ishiguro 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemenang literatur Nobel yang menggunakan nama Jepang Kazuo Ishiguro ternyata kini memiliki warga negara Inggris.

Tidak heran masyarakat Jepang jarang yang mengenalnya karena memang berdomisili di Inggris.

Novelnya "The Remains of the Day," memiliki isi yang bagus dan kita akan tergugah secara emosional jika membaca novel tersebut.

Jadi tak heran mendapat hadiah nobel sebesar 9 juta kronor (1,1 juta dolar AS).

Ishiguro (62) adalah pemenang Hadiah Nobel kelahiran Jepang, mengikuti Yasunari Kawabata pada tahun 1968 dan Kenzaburo Oe pada tahun 1994.

Ishiguro mengatakan bahwa hadiah itu cukup mengagetkannya dan sekaligus menjadikan satu kebanggaan baginya.

Baca: Wahyudi Bacok Pria yang Bawa Istrinya Menginap di Hotel

"Ini adalah kehormatan yang luar biasa, terutama karena itu berarti saya mengikuti jejak penulis terbesar yang pernah hidup, jadi itu adalah pujian yang luar biasa," katanya berharap menjadi kekuatan baginya untuk selamanya.

"Dunia berada dalam momen yang sangat tidak pasti dan saya berharap semua hadiah Nobel akan menjadi kekuatan untuk sesuatu yang positif di dunia seperti pada saat ini," tambahnya.

"Saya akan sangat terharu jika novel saya bisa menjadi salah satu hal yang dapat menyumbangkan suasana positif pada saat yang sangat tidak pasti sekarang ini," kata Ishiguro.

Tema yang paling terkait dengan Ishiguro sudah ada disini yaitu memori, waktu, dan khayalan diri.

Ishiguro lahir di Nagasaki pada tahun 1954 dan pindah pada usia 5 tahun dengan orang tuanya ke Inggris, di mana dia masih tinggal dan menulis dalam bahasa Inggris.

Novel pertamanya "A Pale View of Hills" tahun 1982 dan yang berikutnya, "An Artist of the Floating World" tahun 1986, bercerita mengenai suasana di Nagasaki beberapa tahun setelah Perang Dunia II.

"Saya tidak mengunjungi Jepang sama sekali sejak saya meninggalkan Jepang pada tahun 1960 pada usia 5 tahun," kata dia.

Baca: Tindakan Hakim Cepi Iskandar Sudah Masuk Kategori Kejahatan Korupsi

"Seluruhnya mengenai Jepang terdiri dari kenangan dan gambar yang telah saya kumpulkan dari buku, majalah, komik dan film. Itu adalah ingatan dan spekulasi Jepang yang sangat aneh, "tambahnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan