Dicari Interpol, Anak Orang Kaya Jepang Ini Rencana Produksi Bayi 100 Orang
Satu orang dibiayai sekitar 630,000 yen per bulan untuk membesarkan bayi tersebut.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Lelaki Jepang ini, Mitsutoki Shigeta (27), anak orang kaya Yasumitsu Shigeta, pendiri dan pemilik Hikari Tsushin, kekayaan 39,45 miliar dolar AS (Februari 2000), ternyata punya keinginan membuat 100 bayi sedikitnya.
Bahkan menjadi kasus surrogate (surogasi) besar di Thailand serta beberapa negara Asean lainnya tahun 2014.
"Di Thailand 16 anaknya lahir dan menjadi kasus besar tahun 2014, bahkan dia dicari polisi tapi sempat kabur langsung naik pesawat jetnya ke Macau," ungkap sumber Tribunnews.com Senin ini (9/10/2017).
Surogasi adalah suatu pengaturan atau perjanjian yang mencakup persetujuan seorang wanita untuk menjalani kehamilan bagi orang lain, yang akan menjadi orang tua sang anak setelah kelahirannya.
Satu orang dibiayai sekitar 630,000 yen per bulan untuk membesarkan bayi tersebut.
Artinya dia telah mengeluarkan biaya sedikitnya 10 juta per bulan dan selama ini sedikitnya ditelusuri polkisi dia telah mengeluarkan sedikitnya 60 juta yen untuk mencetak banyak anak tersebut.
Selain di Thailand juga ditemukan di Kamboja dan kemungkinan juga dari wanita negara lain.
Penyusuran terungkap selain bayi dari warga Thailand, juga dua bayi dari wanita Australia, ada pula dari wanita Amerika, Swedia, China, Spanyol, Brazil, Malaysia dan Israel
Letjen Kokiat Wongvorachart, dari Thailand melihat kasus ini sebagai human trafficking dan eksploitasi anak-anak.
Tersangka pidana Shigeta masuk daftar pencarian Interpol saat ini terutam abagi polisi Thailand.
Menjadi pertanyaan untuk apa dia membuat anak banyak tersebut?
Banyak dugaan muncul namun dugaan menarik dan beredar kuat di chatting orang Jepang adalah, "Pembuatan anak banyak disuruh ibunya dan targetnya adalah terkait kepada uang, pengurangan pajak, atau pencucian uang dan sebagainya. Jadi pada intinya pengelolaan uang melalui pembuatan dan pengelolaan anak-anak tersebut nantinya."
Masih jadi pertanyaan hingga kini semua kasus tersbeut belum bisa jernih terungkap karena pelaku masih dalam buronan polisi internasional dan ayahnya yang sangat kaya raya tersebut diduga punya kaitan melindungi anaknya yang menjadi tersangka kalangan interpol.