Sabtu, 4 Oktober 2025

Korea Utara Sebut Latihan Militer Amerika dan Korea Selatan Sebagai Pendahuluan Perang Nuklir

Pasukan AS di Korea Selatan mengatakan latihan tahun ini merupakan yang terbesar dengan lebih dari 230 pesawat ambil bagian.

Editor: Adi Suhendi
youtube
Ilustrasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Latihan gabungan rutin Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan dimulai.

Latihan gabungan rutin Angkatan Udara kedua negara merupakan aksi unjuk kekuatan terhadap Korea Utara.

Pasukan AS di Korea Selatan mengatakan latihan tahun ini merupakan yang terbesar dengan lebih dari 230 pesawat ambil bagian.

Baca: Kisah Marwiyah Bekerja 12 Tahun Sebagai TKW di Malaysia Hingga Berniat Buka Usaha Sendiri

Pihaknya menyebutkan pesawat tempur siluman canggih F-35 dan F-22 melakukan latihan bersama untuk pertama kalinya.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan Moon Sang-gyun hari Senin (4/12/2017) memberitahu wartawan bahwa AS dan Korea Selatan baru saja memulai latihan selama lima hari yang disebut sebagai "Vigilant Ace".

Moon mengatakan latihan tersebut ditujukan untuk meningkatkan kemampuan angkatan udara kedua negara dalam menjalankan operasi terkoordinasi pada masa perang.

Baca: Ketika Jokowi Berpantun Dengan Bahasa Sunda Saat Resmikan Tol Soroja

Dalam latihan itu, pasukan AS dan Korea Selatan melakukan simulasi pencegatan pesawat yang menerobos ke wilayah udara.

Kedua pihak juga akan mempraktekkan serangan terhadap peluncur bergerak rudal balistik dan target-target darat lainnya.

Baca: Sambangi Polda Metro Jaya, Dewi Perssik Laporkan Petugas TransJakarta

Latihan-latihan ini dilihat sebagai pertunjukan kemampuan angkatan udara kedua negara dalam meningkatkan tekanan terhadap Korea Utara atas program nuklir dan rudalnya.

Sementara itu Korea Utara meningkatkan kritik terhadap latihan udara gabungan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan yang dimulai pada hari Senin (4/12/2017).

Surat kabar Partai Pekerja, Rodong Sinmun menyebutnya sebagai pendahuluan perang nuklir.

Editorial Rodong Sinmun pada hari Senin menggambarkan latihan itu sebagai ceroboh dan meningkatkan risiko perang nuklir.

Editorial itu mengatakan Korea Utara akan menangani provokasi dengan tegas.

Sebelumnya pada hari Sabtu, Kementerian Luar Negeri Korea Utara melalui pernyataan juru bicara, mencela latihan tersebut.(NHK/AP)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved