Sabtu, 6 September 2025

Korea Selatan Tuduh Rezim Kim Jong Un Dalang di Balik Pencurian Cryptocurrency

Cryptocurrency KRW 7,6 miliar yang hilang tersebut bernilai sekitar KRW 90 miliar atau mencapai Rp 1,1 triliun.

Editor: Choirul Arifin
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Beberapa toko di Jepang menerima pembayaran menggunakan bitcoin. 

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Badan mata-mata Korea Selatan menuding para peretas Korea Utara di balik penyerangan di bursa cryptocurrency di Korsel tahun ini. Total yang hilang diperkirakan mencapai US$ KRW 7,6 miliar (US$ 6,9 juta) atau sekitar Rp 96 miliar. 

National Intelligence Service (NIS), seperti dikutip media Korsel Chosun Ilbomelaporkan, pencurian ini terjadi di bursa Bitthumb, bursa Yapizon yang sekarang bernama Youbit, serta Coinis pada April dan September. 

Kini, cryptocurrency KRW 7,6 miliar yang hilang tersebut bernilai sekitar KRW 90 miliar atau mencapai Rp 1,1 triliun.

Tak hanya itu, peretas yang diduga dari Korea Utara juga disebut membocorkan informasi personal dari 36.000 akun di Bitthumb, yang disebut sebagai situs perdagangan bitcoin tersibuk di Korsel. 

Bahkan menurut NIS, mereka meminta KRW 6 miliar (US$ 5,5 juta) dari Bitthumb jika ingin data personal tersebut didelete. 

Serangan cyber di 10 bursa cryptocurrency oleh hacker Korea Utara juga terjadi Oktober lalu, lewat email berpenumpang malware. NIS menyebut, email tersebut menggunakan alamat internet Korea Utara.  

Sanny Cicilia/Kontan


 
20
SHARES

 
   INDEKS BERITA

Tags  bitcoin

Sumber: Kontan
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan