Rabu, 17 September 2025

Skimming Kartu ATM Bank Oleh Yakuza Jepang Lebih Raksasa dan Terkoordinir Rapih

Skimming kartu ATM sudah sangat mudah dengan alat yang tak terlalu mahal.

Editor: Johnson Simanjuntak
NHK
Polisi menggerebek markas besar Yamaguchigumi di Nada-ku, Kobe Perfektur Hyogo baru-baru ini terkait skimmping ATM di berbagai bank Jepang yang merugi 1,8 miliar yen. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Skimming kartu ATM Bank di 64 bank yang ada di Indonesia oleh warga Hungaria, Rumania dan WNI, menggunakan 1484 kartu ATM, sejumlah alat deep skimmer, 6 spy cam, 6 kartu memori, dan 5 hard disk, masih belum apa-apa dibandingkan skimmping yang dilakukan mafia Jepang (yakuza) sehingga bank Jepang jebol 1,8 miliar yen atau sekitar Rp.234 miliar.

"Akan semakin banyak skimming dilakukan dengan mudah dan juga beredar uang palsu   di Jepang maupun di berbagai negara dalam waktu dekat karena memang Jepang akan dibanjiri turis dan juga Olimpiade 2020 mendatang," kata Yoshihide Matsumura, CEO Matsumura Engineering Co.Ltd khusus kepada Tribunnews.com belum lama ini.

Skimming kartu ATM sudah sangat mudah dengan alat yang tak terlalu mahal. Oleh karena itu Matsumura juga membuat kartu proteksi skimming yang akan memproteksi data kartu dari skimmer.

"Cukup skimmer dekat kita, mengarahkan alatnya ke dekat kartu, dan dia sudah bisa mendapatkan data kartu kita. Tapi kalau kartu kita didekatkan dengan kartu proteksi yang saya buat, alat skimming tak akan bisa membaca data kartu ATM tersebut," tambahnya.

Sementara satu lagi proteksi kartu adalah nomor PIN yang dipencet pada alat ATM biasanya penjahat menaruh kamera kecil seukuran jarum pentul, sangat kecil untuk memonitor nomor PIN kartu ATM.

Baca: Inikah Kejutan Milla? Ezra Walian-Zulfiandi Main di Babak Pertama

Kedua proteksi itu "lolos" ke tangan penjahat, uang tunai pun bisa diambil dari berbagai ATM bank.

Sementara para anggota yakuza di Jepang sekitar 100 orang secara terorganisir dengan baik, secara bersamaan sekitar Mei 2016 membobol berbagai bank di 17 propinsi dan wilayah di Jepang.

Mereka sudah tidak lagi menggunakan skimming tetapi mendapatkan data kartu ATM dari Afrika Selatan.

"Tentru membeli data tersebut dari jaringan penjahat internasional, termasuk mafia Rusia," ungkap sumber Tribunnews.com yang lain.

Standard Bank di Afrika Selatan menerbitkan banyak kartu dan Yakuza memiliki sedikitnya 100 kartu karena mengerahkan 100 orang untuk membobol 1700 lokasi ATM bersamaan di 17 wilayah di Jepang.

Kerja para anggota yakuza dalam 1 jam bis amengeluarkan uang tunai 3,8 juta yen atau sekitar Rp.494 juta rupiah dan mereka umumnya melakukan pagi hari antara jam 6:45 sampai dengan jam 7:45 am waktu jepang.

Setelah operasi besar-besaran membobol bank Jepang Mei 2016, tak sampai setahun polisi mulai menangkapi mereka karena terekam pada kamera CCTV sekitar ATM bank masing-masing.

Polisi banyak menangkapi mereka tetapi tujuan utama bukan hanya menangkapi tetapi menyasar ke bos Yakuza. Kalau anggota yakuza tersebut jelas dan terbukti mendapat perintah dari atasannya maka bos yakuza pun dapat dengan mudah ditangkap polisi pula.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan