Sabtu, 23 Agustus 2025

Kofi Annan, mantan Sekjen PBB, tutup usia di usia 80 tahun

Kofi Annan, orang Afrika kulit hitam pertama yang menjadi Sekretaris jenderal PBB, meninggal dunia pada usia 80 tahun di Swiss, kata salah-seorang

Kofi Annan, orang Afrika kulit hitam pertama yang menjadi Sekretaris Jenderal PBB, meninggal dunia pada usia 80 tahun di Swiss, kata salah-seorang stafnya.

Dia "meninggal dunia dengan tenang pada hari Sabtu setelah sakit singkat", kata salah seorang pimpinan Kofi Annan Foundation pada Sabtu (18/08).

Annan menjabat dua kali Sekjen PBB dari 1997 hingga 2006, dan dia telah dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian atas aktivitas kemanusiaan yang menjadi perhatiannya.

Terakhir dia dipercaya menjadi Utusan khusus PBB untuk Suriah, memimpin upaya menemukan penyelesaian damai atas konflik di wilayah itu.

Dalam pernyataan resmi saat mengumumkan kematiannya, Kofi Annan Foundation menggambarkan sosok dirinya sebagai "negarawan global dan internasionalis yang sangat berkomitmen serta berjuang sepanjang hidupnya untuk dunia yang lebih adil dan lebih damai".

"Di mana ada penderitaan atau orang-orang yang membutuhkan, dia mengulurkan tangan dan menyentuh banyak orang dengan welas asih kasih dan empati yang mendalam. Dia tanpa pamrih menempatkan orang lain terlebih dahulu, memancarkan kebaikan, kehangatan, dan kecemerlangan dalam semua yang dia lakukan."

Diplomat karir, yang orang tuanya berasal dari Ghana, meninggal di rumah sakit di kota Bern, Swiss. Dia telah tinggal di Jenewa selama beberapa tahun sebelum kematiannya.

Dia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2011 untuk upayanya memperbaiki kehidupan dunia yang lebih baik, yaitu selama periode yang bertepatan dengan Perang Irak dan menjangkitnya HIV/Aids.

Former UN General Secretary Kofi Annan and his wife Nane leave the Nieuwe Kerk (New Church) in Amsterdam on 30 April 2013
AFP
Kofi Annan bersama istrinya, Nane, yang berada di sisinya saat dia meninggal dunia.

Kofi Annan menggambarkan pencapaian terbesarnya dalam Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals ) yang - untuk pertama kalinya - menetapkan target global pada isu-isu seperti kemiskinan dan kematian anak.

Bagaimanapun, Annan tidak terlepas dari kritik. Para pengkritiknya menyalahkannya atas kegagalan PBB menghentikan genosida di Rwanda pada 1990-an ketika dia memimpin pasukani penjaga perdamaian di wilayah itu.

Kemudian, setelah invasi pimpinan AS ke Irak, dia dan putranya dituduh terlibat dalam "skandal korupsi minyak untuk pangan" yang menyebabkan sebagian orang menuntut dirinya mundur, walaupun kemudian dia dibebaskan dari tuduhan itu.

Dalam wawancara dengan BBC HardTalk untuk menandai ulang tahunnya ke 80 pada April lalu, Annan mengakui kekurangan PBB, seraya mengatakan bahwa itu "dapat ditingkatkan, itu tidak sempurna tetapi jika tidak ada, Anda harus membuatnya".

"Saya sangat optimis, saya dilahirkan sebagai orang yang optimis dan akan tetap optimis," tambahnya.

Sekjen PBB Antonio Guterres menggambarkan Annan sebagai "kekuatan penuntun untuk kebaikan".

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan