Konflik Palestina Vs Israel
Tahap 1 Perdamaian Gaza Disetujui, Hamas Desak Trump Pastikan Israel Patuhi Kesepakatan
Hamas mendesak Trump dan para mediator untuk memastikan Israel melaksanakan semua ketentuan yang disepakati.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan Israel dan Hamas telah menyetujui "tahap pertama" dari rencana perdamaiannya untuk menghentikan pertempuran dan membebaskan setidaknya beberapa sandera dan tahanan.
Kesepakatan Israel dan Hamas dianggap sebagai sebuah terobosan besar dalam perang yang telah berlangsung selama dua tahun.
Hamas berencana membebaskan seluruh 20 sandera yang masih hidup akhir pekan ini.
Lalu, militer Israel akan mulai menarik diri dari sebagian besar wilayah Gaza.
"Ini berarti semua sandera akan segera dibebaskan, dan Israel akan menarik pasukannya ke garis yang disepakati sebagai langkah pertama menuju perdamaian yang kuat, tahan lama, dan abadi," ungkap Trump di media sosial, Rabu (8/10/2025), seperti diberitakan AP News.
Hamas Desak Trump
Hamas mengatakan, kesepakatan telah dicapai untuk mengakhiri perang di Gaza yang akan memastikan penarikan pasukan Israel serta masuknya bantuan dan pertukaran sandera dan tahanan.
Kelompok tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan kesepakatan itu tercapai setelah "negosiasi yang bertanggung jawab dan serius" atas proposal Presiden AS Donald Trump.
Hamas lantas mendesak Trump dan para mediator untuk memastikan Israel melaksanakan semua ketentuan yang disepakati tanpa penundaan atau perubahan.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan di media sosial, "Dengan pertolongan Tuhan, kami akan membawa mereka semua pulang."
Netanyahu mengatakan, ia akan mengadakan pertemuan dengan pemerintah Israel untuk menyetujui kesepakatan tersebut.
"Saya berterima kasih kepada Presiden Trump dan timnya dari lubuk hati saya yang terdalam atas komitmen mereka terhadap misi suci ini untuk membebaskan para sandera kami," kata Netanyahu.
Baca juga: Trump akan ke Mesir dan Gaza, Kesepakatan Israel-Hamas Sudah Dekat
Kata Erdogan
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan tidak adil atau realistis untuk membebankan beban pencapaian perdamaian di Gaza hanya pada Hamas dan Palestina.
Menurutnya, Israel harus menghentikan serangannya agar upaya perdamaian dapat berhasil.
Berbicara kepada anggota parlemen dari partainya, Erdogan mengatakan Israel tetap menjadi hambatan utama bagi perdamaian di Gaza meskipun ada rencana Presiden AS Donald Trump.
"Perundingan gencatan senjata di Mesir, yang dihadiri oleh para pejabat Turki, sangat penting," ujarnya, Rabu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.