Buka-bukaan Gaji Pemagang Indonesia di Jepang, YouTubenya Capai 1,4 Juta Akses
Kalau pulang ke Indonesia Ali akan buat bengkel motor sendiri di kampung halamannya di Brebes Jawa Tengah.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ali Hasan Umar (27) lulusan Universitas Indraprasta di Jakarta jurusan komputer bekerja di perusahaan alat berat bagian tekking (reinforce bar atau penguatan besi beton) di Okinawa.
Senang dapat gaji Jepang langsung mem videokan dan upload ke Youtube kini lebih 1,4 juta pengaksesnya dengan berbagai macam komentar.
"Saya otodidak belajar sendiri buat video tersebut lalu saya upload ke Youtube. Alhamdullillah pengaksesnya lebih dari 1,4 juta kali," papar Ali Hasan Umar (27) lulusan Universitas Indraprasta di Jakarta jurusan komputer khusus kepada Tribunnews.com kemarin (25/9/2018).
Ali mendapat kontrak kerja 3 tahun tapi tiap tahun harus ikut tes dan kalau lulus diperpanjang tiap tahun.
"Saya kerja di tekkin dan tak boleh pindah. Datang Agustus tahun lalu dan selama sebulan mengikuti pelatihan mengenai tata cara hidup Jepang, bikin rekening bank, cek kesehatan dan berbagai prosedur yang ada. Tadiny adari Jakarta naik pesawat transit di Korea dulu sebelum sampai di Okinawa," jelasnya lagi.
Kalau pulang ke Indonesia Ali akan buat bengkel motor sendiri di kampung halamannya di Brebes Jawa Tengah.
"Uang yang saya peroleh saya simpan sendiri di bank saya di Indonesia, ditransfer lewat jasa yang ada di Jepang. Kalau orangtua butuh baru saya transfer ke orangtua. Kalau tidak butuh ya saya pegang sendiri buat beli-beli belanja di sini," ungkapnya lagi.
Gaji Ali per bulan 129.712 yen plus lembur kalau ada lembur. Setelah dipotong berbagai biaya seperti asuransi dan sebafainya menjadi 92.832 yen.
Apabila Ali belanja berbagai hal atau main-main seperti nonton bioskop dan sebagainya, tentu uang tersbeut akan berkurang lagi, sehingga diperkirakan per bulan pemagang Indonesia memiliki uang bersih sekitar 50.000 yen - 70.000 yen dari kerjanya di Jepang. Lalu uang tersebut ditransfer ke banknya sendiri di Indonesia. Tentu saja kalau ada lembur ada tambahan uang masuk lagi per bulan.
Bagaimana dengan bahasa dan makanan?
"Ya paling percakapan saja saya kuasai sekitar 30%. Kerja kan sama terus tiap hari tak masalah. Kalaupun gak ngerti mereka pakai bahasa isyarat atau bahasa yang mudah dimengerti. Alhamdullillah selama di Jepang belum pernah sakit atau kecelakaan."
Lalu mengenai makanan, Ali hanya berusaha menghindar dari makanan haram seperti babi.
"Mau makan sapi juga kadang mikir. Susah cari sapi halal tapi kalau lagi mau banget makan sapi ya dimakan sajalah dengan Bismillah dulu," tekannya lagi.
Ali yang masih single belum menikah itu tidak tertarik dengan gadis Jepang, maunya yang satu iman.