Federasi Pertanian Ingatkan PM Jepang Jangan Putuskan Sendiri Perdagangan Dengan AS
Kami ingin pemerintah memperhatikan dunia pertanian Jepang lebih lanjut dan semua negosiasi kiranya dapat dilakukan secara transparan
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pembicaraan bilateral antara kedua pemimpin Jepang-AS sejak Senin dan Selasa (25/9/2018) khususnya bidang pertanian, menimbulkan tanggapan cukup keras dari pihak Japan Agriculture, federasi asosiasi pertanian Jepang agar PM Jepang Shinzo Abe jangan memutuskan sendiri kesepakatan pertanian kedua negara tersebut.
"Kami ingin pemerintah memperhatikan dunia pertanian Jepang lebih lanjut dan semua negosiasi kiranya dapat dilakukan secara transparan jangan memutuskan sendiri," papar Ketua Japan Agriculture (JA), federasi asosiasi pertanian Jepang Totu NakayaKamis lalu (29/9/2018) dalam jumpa persnya.
Tanggapan keras tersebut karena ditakutkan Abe mengikuti kemauan Presiden Donald Trump untuk menurunkan tarif masuk produk pertanian peternakan AS ke Jepang di masa depan.
Satu ketakutan tersebut ditunjukkan pihak JA dengan melihat pembentukan TAG (Trade Agreement of Goods), satu kesepakatan khusus antara kedua negara yang lepa sdari kesepakatan perdagangan bebas dunia seperti TPP (Trans Pacific Partnership) yang telah disepakati banyak negara termasuk Jepang tetapi tidak oleh Amerika Serikat (AS).
Sementara bidang otomotif di mana AS berencana menerapkan tarif masuk 25% kepada mobil Jepang, juga dinantikan hasil pembicaraan oleh Presiden CEO Toyota Motor Corporation Akio Toyoda yang juga Ketua Asosiasi Produsen Mobil Jepang (JAMA).
"Kita akan menyambut kesepakatan kedua negara (AS-Jepang) dan berharap tariff tambahan tidak akan dikenakan kepada mobil Jepang nantinya yang akan memasuki pasar AS," ungkap Toyoda.
Dalam kasus tariff daging sapi AS memasuki Jepang yang disepakati TPP dengan 9%, pihak AS ingin terus menurunkan tariff tersbeut agar serendah kalau perlu nol persen bagi daging sapi AS yang memasuki Jepang.
"Hal itu pulalah, impor daging sapi AS yang mesti hati-hati dalam diskusi perdagangan kedua negara perlu melihat pasar nasional Jepang lebih lanjut," ungkap seorang petani Jepang Kuma, kepada Tribunnews.com Sabtu ini (29/9/2018) menentang penurunan tariff impor lebih lanjut bidang daging.
Pimpinan Keizai Doyukai (Asosiasi Ekonomi Perusahaan Jepang), Yoshimitsu Kobayashi menanggapi bahwa pertemuan kedua negara diharapka dapat konstruktif dan menjauhkan segala friksi atau persengketaan perdagangan dalam masa mendatang.
"Memang tidak mudah mengurangi defisit perdagangan dengan Jepang, tetapi tergangtung kepada pembicaraan mendatang baik bidang otomotif maupun pertanian kiranya dapat soludi terbaik bagi kedua negara," ungkap Kobayashi.