Selasa, 19 Agustus 2025

Para penemu Togo menyulap sampah dari seluruh dunia menjadi robot

Bagaimana 500.000 ton sampah elektronik yang diimpor Togo setiap tahun berubah menjadi tambang emas bagi para inovator?

Republik Togo mengimpor sekitar 500.000 ton sampah elektronik setiap tahun. Beberapa di antaranya berbahaya bagi kesehatan, tapi juga kemudian menginspirasi para peneliti lokal dan menciptakan lapangan kerja, seperti dilaporkan Waihiga Mwaura.

Bentuknya mirip laba-laba, begitu pun pergerakannya. Jangan salah, mahluk robotik itu tak bisa dianggap sebagai mainan belaka.

Robot laba-laba itu menjadi simbol revolusi digital yang tengah bergerak di salah satu negara terkecil di Afrika Barat tersebut.

"Saya membuatnya dari mesin cetak 3D bekas," ujar Ousia Foli-Bebe sambil menunjuk robot laba-labanya.

"Plastik dari mesin printer tadi saya jadikan lengan dan kakinya. Saya juga membuat mesin cetak 3D dari sampah elektronik. Saya sendiri belajar cara membuat printer dari internet," tambahnya.

Mesin printer di tempat pembuangan sampah
BBC
Mesin printer bekas bisa ditemukan di antara berton-ton sampah elektronik di Togo

Foli-Bebe membawa robot laba-labanya itu ke sekolah-sekolah untuk menarik minat siswa dalam bidang sains dan daur ulang.

"Cita-cita saya membuat perangkat sains agar mereka bisa mulai menciptakan karya sendiri dan membantu menyelesaikan berbagai permasalahan masyarakat," ungkapnya.

Laboratorium Ecotec-nya terletak di Amadanhome, di pinggiran ibukota Togo, Lomé.

Tempatnya sangat sederhana, dengan papan tulis memenuhi satu sisi dinding, dan mesin cetak 3D di dinding seberangnya.


Tentang sampah elektronik:

  • Sampah elektronik adalah segala jenis benda elektronik yang dibuang pemiliknya.
  • Pada tahun 2016, sampah elektronik di seluruh dunia mencapai 44 juta ton.
  • Hanya 20% di antaranya yang didaur ulang.
  • Tahun 2021, jumlah sampah elektronik diperkirakan mencapai angka 52,2 juta ton.

Sumber: The Global E-waste Monitor 2017


Foli Bebe, pria yang berusia 29 tahun ini, adalah satu di antara sejumlah pengusaha muda yang melihat peluang dari sampah elektronik yang diimpor Togo.

Lembaga pelestarian lingkungan lokal E-Waste Centre memperkirakan 500 ribu ton sampah masuk ke Togo setiap tahunnya.

Di luar laboratoriumnya terserak beragam jenis televisi dan perangkat elektronik bekas di lahan seluas lapangan tenis. Ini mempermudah dirinya mendapatkan berbagai perangkat untuk proyek inovasinya.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan