Selasa, 9 September 2025

Sunat perempuan, praktik yang masih sering terjadi: 'Saya menjerit kesakitan'

Berdasarkan catatan WHO sekitar 200 juta perempuan mengalami sunat, sebagian atau pemotongan semua kelamin bagian luar, praktik yang dilarang

Satu dari 20 anak dan perempuan dewasa mengalami salah satu bentuk mutilasi alat kelamin perempuan (FGM) atau sunat perempuan, menurut perkiraan dari badan kesehatan dunia World Health Organization, WHO.

Ini berarti 200 juta perempuan mengalami sebagian pemotongan atau pengangkatan alat kelamin bagian luar.

WHO mendesak diakhirinya sunat perempuan pada International Day of Zero Tolerance terhadap Female Genital Mutilation tanggal Rabu (06/02).

Anak dan perempuan dewasa seringkali disunat saat anak-anak —kadang-kadang bahkan saat masih bayi —atau setelah mereka beranjak dewasa.

Sunat perempuan mengakibatkan masalah kesehatan fisik dan kejiwaan yang sering kali mempengaruhi perempuan sepanjang kehidupannya.

"Saya disunat ketika berumur 11 tahun," kata Bishara Sheikh Hamo dari Afrika. "Saya diberi tahu nenek saya bahwa sunat perempuan adalah kewajiban bagi semua anak perempuan, ini membuat kami suci".

Tetapi Bishara tidak diberi tahu bahwa hal ini akan menyebabkan mereka mengalami menstruasi yang tidak teratur dan masalah kandung kemih seumur hidup, infeksi dan hanya bisa melahirkan lewat bedah caesar.

Dia sekarang menjadi pegiat anti sunat perempuan.

Apakah yang dimaksud dengan sunat perempuan?

Poster anti FGM di Barcelona.
Getty Images
UNICEF memperkirakan lebih dari 200 juta anak dan perempuan dewasa disunat di Afrika, Asia dan Timur Tengah.

Sunat perempuan adalah pemotongan atau pengangkatan alat kelamin bagian luar perempuan yang dilakukan secara sengaja.

Tindakan ini sering kali melibatkan pengangkatan atau pemotongan labia dan klitoris, dan WHO mengartikannya sebagai "prosedur apa pun yang melukai alat kelamin perempuan bukan untuk alasan kesehatan".

"Mata saya ditutup, saya menjerit kesakitan"

Sunat perempuan menyakiti anak dan perempuan dewasa, baik fisik dan kejiwaan, dan tidak ada keuntungan kesehatan dalam praktek ini, menurut WHO.

Tindakan ini juga sangat menyedihkan dan akan mengganggu hubungan mereka dengan pasangan, serta cara mereka memandang diri mereka sendiri. Sering kali hal ini dilakukan tanpa persetujuan perempuan atau dipaksakan.

Bishara menceritakan kepada BBC bagaimana dirinya disunat bersama-sama empat anak perempuan lainnya, "Mata saya ditutup. Dia kemudian mengikat tangan saya ke belakang. Kaki saya dibuka dan kemudian mereka mencari labia saya."

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan