Kue Lam Barabai Dipesan Sampai ke Perancis
Sentra kue Lam di Barabai Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan (Kalsel) menggeliat saat Ramadhan ini.
Editor:
Anita K Wardhani

Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Hanani
TRIBUNNEWS.COM - Sentra kue Lam di Barabai Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan (Kalsel) menggeliat saat Ramadhan ini. Pedagangnya membuat kue khas ini lebih banyak karena pesanan datang tidak hanya dari dalam negeri, tapi juga dari luar negeri.
Lailan pembuat kue Lam mengaku jika hari biasa 40-50 biji, sekarang 60-70 biji. Permintaan biasanya meningkat menjelang lebaran, sehingga dia harus membuat sampai ratusan biji. Satu biji kue Rp 80.000 (kue lam biasa) dan Rp 90.000 untuk lam spesial. Adapun bahan dasar kue lam, tepung, telur bebek, margarine dan gula.
Hari itu, Lailan menerima pesanan khusus dari Kapolres HST, AKBP Hendro Wahyudin sebanyak 21 biji. "Pak kapolres mau mengirim kue ini ke Perancis, pesanan kerabatnya di sana,"kata Lailan.
Zainab, adik Lailan menambahkan, kue lam sudah di pasarkan hingga ke berbagai daerah. Selain Kalsel, juga Surabaya dan Jakarta.
Kue ini juga sering dibawa jemaah haji atau umrah ke Mekkah dan Jeddah sebagai oleh-oleh untuk keluarga mereka yang tingga di sana. "Dibawanya gampang, karena tahan dua minggu, tanpa bahan pengawet,"jelas Zainab.
Untuk memenuhi kebutuhan kue lam di luar daerah keluarga Lailan dan Zainab membuka cabang di Banjarmasin, Samarinda dan Tanjung. Lailan dan Zainab merupakan penerus usaha neneknya, yang memulai usaha sejak 1975 dan mulai berkembang sejak tahun 80-an.
Asal mula kue lam sebenarnya berasal dari negeri Arab. Lailan dan Zainab sendiri keturunan negeri timur tengah tersebut. Resep pembuatan kue tersebut merupakan resep pusaka yang diwariskan neneknya secara turun-temurun. Kini usaha keduanya berkembang hingga mempekerjakan puluhan karyawan.