Jumat, 19 September 2025

Jualan Kembang Tahu dan Cendol, Warid Bisa Gaji 16 Karyawan

Usahanya hanya jualan kembang tahu sejak 3 tahun lalu dan jualan cendol sejak tahun 2000.

Editor: Sugiyarto
tribunnews.com
Warid Penjual Kembang Tahu (Richard Susilo) 

TRIBUNNNEWS.COM - Ayah tiga anak, luar biasa hebat. Usahanya hanya jualan kembang tahu sejak 3 tahun lalu dan jualan cendol sejak tahun 2000, ternyata selain bisa menghidupi tiga anaknya, juga bisa menggaji 16 karyawannya saat ini.

Itulah Warid yang Tribunnews.com wawancarai. "Memang berat sekali hidup saya, tetapi saya nikmati saja, tidak ngoyo, pasrahkan saja, karena saya yakin rejeki itu tidak ke mana-mana kok," papar Warid yang berasal dari Cirebon tetapi sudah puluhan tahun hijrah ke Jakarta tinggal di daerah Tanah Abang.

"Dulu saya jualan di Tanah Abang, di beberapa tempat ramai. Tapi sejak tahun 2000 saya berjualan di mall-mall, antara lain di Gandaria, Casablanca dan Summarecon Mall Serpong. Tapi yang paling ramah memang di Gandaria Mall dan Casablanca nomor dua," lanjutnya.

Dari hasil penjualan cendol dan kembang tahu itu per bulan terkadang dia bisa dapat penghasilan di atas 30 juta rupiah sebulan.

Tetapi kalau lagi sial ya bisa di bawah 15 juta sebulan, lanjutnya, "Makanya kalau penghasilan sedikit saya pusing sekali bagaimana bisa menggaji para karyawan saya ini yang jumlahnya 16 orang," tekannya lebih lanjut.

Meskipun demikian Warid bersabar dan selalu tawakal dan menjalankan sholat dengan baik, berdoa selalu agar jualannya bisa habis setiap harinya.

Misalnya kembang tahu bisa terjual 50 piring saja sehari (di satu mall) dia sudah merasa senang. Tapi kalau sial bisa terjual paling hanya sekitar 20 piring.

"Yang bikin pusing saya kalau kembang tahu tak banyak terjual, sisanya harus dibuang hari itu juga dan itu akan sangat merugikan. Tidak bisa disimpan untuk besok karena akan basi dan bau tidak baik bagi produk itu sendiri apalagi bagi konsumen, repot nanti urusannya," katanya.

Namun kini tampaknya ada mall pembelinya kadang meminta dua piring, "Jadi beli satu mangkok kembang tahu mintanya dua piring. Jadi sepiring makan berdua seperti di Serpong," paparnya.

Namun di mall lain dia agak senang, banyak terjual, karena cukup banyak pembelinya dan agak royal pembelinya.

Jadi memang harus lihat-lihat tempat jualan kita tidak bisa sembarangan berjualan, ungkapnya lagi. Termasuk pula kalau bisa berjualan bersama pedagang lain, ramai-ramai sehingga banyak pilihan bagi konsumen yang datang berbelanja.

Inilah mungkin strategi yang dilakukan. Apabila buka tempat jualan sendiri, jauh dari pedagang lain, Warid tidak yakin bisa laku jualannya.

Kembang tahu Warid dijual 12.000 rupiah semangkok dengan gula jawa jahe sehingga semakin membuat rasanya semakin enak di tengah kehangatan racikan kembang tahu tersebut.

Untuk masa depan Warid tetap akan menekuni bisnis makanan khas Jakartanya ini dan dia yakin akan dapat lebih berkembang baik lagi karena pengalaman jualannya sudah semakin banyak, setidaknya sudah 14 tahun berbisnis cendol dan kembang tahu.

Warid akan semakin pilih-pilih untuk tempat jualannya. Tetapi kalau soal harga tidak tidak akan mengubah satu sama lain, karena konsumennya menyebar dan mengetahui harganya memang sekian, "Takut kena komplain saya, kok di sana murah di sini mahal," paparnya lagi.

Akhirnya Warid juga kembali pasrah kepada Tuhan karena selama ini bisa membesarkan tiga anaknya dari jualannya tersebut, berarti, tekan Warid lagi, "Saya semakin yakin bisnis saya ini sudah benar dan bisa berkembang lebih baik lagi." (Richard Susilo)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan