Jumat, 19 September 2025

Meski Hanya Sopir Pranoto Bangga Pernah Pegang Uang Rp 1 Miliar

Ibunya yang mendengar cerita Pranoto itu juga tak memberikan jawaban apa pun karena memang tak punya uang.

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Meski Hanya Sopir Pranoto Bangga Pernah Pegang Uang Rp 1 Miliar
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Pranoto, sopir taksi

Laporan Richard Susilo, Koresponden Tribunnews.com di Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pranoto, sopir taksi besar di Indonesia ini, memang tidak menyesali hidupnya kini sebagai sopir. Tetapi ucapan gurunya, membuat dia tidak menyelesaikan SMP, padahal selalu ranking (satu) atas, saat di SMP.

Itulah yang dikisahkan Pranoto kepada Tribunnews saat menggunakan jasanya untuk mengantar ke Senayan City, Senin (28/4/2014) sambil terus tersenyum seolah tak ada beban di kehidupannya saat ini.

"Waktu saya mau ikut ujian kelas tiga SMP saya malu pak, tak mau ikut ujian, saya mengeluarkan diri dari sekolah karena saya ditegur keras oleh seorang guru di SMP Aswaja Tegal waktu itu, kenapa kamu saja yang belum bayar uang sekolah sih? Tanya guru itu di depan teman-teman saya banyak sekali pak. Jadi saya malu sekali dikatakan demikian karena semua orang jadi tahu, kan," paparnya mengenang masa SMP nya.

Kini Pranoto berusia 26 tahun dan baru bekerja di perusahaan taksi besar Indonesia sejak tiga bulan lalu.

"Padahal dulu saat kelas satu dan kelas dua saya duduk dalam peringkat 10 besar bahkan kelas dua sempat di ranking satu saya saat SMP itu," lanjutnya mengenang.

"Itu wali kelas yang juga guru IPS. Saya malu sekali digituin oleh guru itu ,jadi saya keluar sekolah tak balik lagi, lalu minta izin ke ibu saya mencari nafkah di Jakarta, masuk ke dunia sopir truk," lanjutnya lagi.

Ibunya yang mendengar cerita Pranoto itu juga tak memberikan jawaban apa pun karena memang tak punya uang.

"Ayah saya meninggal ketika saya berusia dua tahun. Ketika memberitahu uang sekolah, ibu saya ya diam saja tak bicara apa-apa karena kita tak punya uang. Ibu saya sampai sekarang masih jualan goreng-gorengan, seperti nasi goreng. Saya anak paling bungsu. Lalu saya minta izin ke ibu mencari nafkah di Jakarta setelah keluar dari SMP itu, mengadu nasib dan bantu-bantu sopir truk hingga akhirnya menjadi sopir truk sampai dengan Januari lalu," lanjutnya lagi.

Tinggalnya kini di daerah Taman Ratu Jakarta Barat, Pranoto menyatakan pasrah dengan hidupnya.

"Kalau saja punya ijazah sekolah mungkin enak ya, lebih ringan cari kerjaan saat ini. Meskipun demikian saya bangga juga karena walau SMP tidak lulus, saya sempat dipercaya bos sayuran pegang uang satu miliar rupiah. Saya bagi-bagi ke para petani di Jawa Tengah untuk produksi sayuran. Satu dua bulan memang menguntungkan tetapi lama-lama merugi karena dihajar sayuran dari Medan dan Sumatera lain yang kualitas lebih baik dan harga lebih murah masuk ke Jawa," ceritanya lagi.

Pranoto berusaha sederhana menikmati hidupnya apa adanya.

"Nikmati saja hidup ini dan saya rasa tidak kalah dengan teman yang sudah lulus SMA bahkan ada yang lulus kuliah, tetapi kehidupan mereka saya lihat kok sama seperti saya saat ini ya," katanya.

Sopir taksi yang masih bujangan ini bingung tak bisa menikah karena belum punya uang.

"Di dunia sopir truk sebenarnya banyak uang dulu saat saya bekerja sebagai sopir truk. Tetapi uang itu habis untuk dipakai minum-minuman keras, karaoke dan wanita. Kalau wanita sih saya bisa tangani, tetapi kalau minum saya suka sekali. Wah susah deh teman-teman ngajak terus, jadi seperti ketagihan dan uang saya habis terus selalu jadinya," katanya.

Pergaulan sopir truk dianggapnya membuatnya jadi tak punya uang saat ini.

"Tapi lumayan kini setelah jadi sopir taksi besar di Indonesia ini, saya bisa simpan uang sedikit-sedikit buat kawin nanti," paparnya sambil tertawa.

Tags
Tegal
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan