Truk Terjungkal di Jalan Viktor-Pasar Jengkol yang Seperti Kubangan
Lubang-lubang kerusakan jalan sudah tidak bisa ditolerir lagi karena sudah mencapai 20 cm hingga 50 cm
Penulis:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG -- Warga sekitar Tangerang Selatan terutama yang berada di sekitar ruas Jalan Raya Viktor hingga Pasar Jengkol mengaku resah dengan kondisi jalan yang sangat memprihatinkan kerusakannya.
Lubang-lubang kerusakan jalan sudah tidak bisa ditolerir lagi karena sudah mencapai 20 cm hingga 50 cm, bahkan menyebabkan satu mobil truk terjungkal karena tidak bisa menguasai keseimbangan saat melewati ruas jalan tersebut.
Andreas Hendra S, warga Puri Serpong , Babakan Kecamatan Setu Tangerang Selatan mengatakan, kondisi ini sudah berlangsung lama lebih dari 1 tahun tanpa perbaikan yang berarti dari pemerintah kota Tangerang Selatan.
"Sudah sangat banyak korban pengendara sepeda motor dan roda 4 yang mengalami kecelakaan (terjatuh, terperosok dan terbalik). Penanganan kerusakan jalan tidak dilakukan secara serius dan mencapai inti permasalahan. Beberapa tahun lalu perbaikan jalan hanya dilakukan dengan pengaspalan tanpa dibuatkan saluran air sehingga air hujan kembali merusak aspal dan jalan kembali rusak," ujar Andreas.
Padahal, jelasnya, jalan ini menurut Rencana Tata Ruang Tangerang Selatan Tahun 2011-2031 merupakan jalan kolektor sekunder yang merupakan jalan penghubung antara kawasan sekunder kedua dan anatar kawasan sekunder kedua dan sekunder ketiga.
Jalan ini tidak boleh dilalui kendaraan berat. Akan tetapi pada kenyataannnya truk2 berat dan melebihi kapasitas melewati jalan ini. Informasi para supir truk ini karena mereka enggan melewati jalan raya Puspitek Serpong menuju Parung (yang lebih besar) karena banyak pungutan liar dishub di ruas jalan tersebut dan juga kerusakan parah di jalan tersebut. Akibatnya mereka memilih jalan viktor-pasar jengkol untuk menuju parung.
Jalan Raya Viktor-Pasar Jengkol tidak dilengkapi dengan persyaratan standart jalan kolektor sekunder yaitu: trotoar untuk pejalan kaki dan lampu penerangan jalan umum. Banyak pengendara yang mengalami kecelakaan pada malam hari. Selain itu daerah ini menjadi daerah ini menjadi rawan kejahatan.
Pembangunan di wilayah Tangerang Selatan sampai bulan mei 2014 ini berjalan sangat lambat. Kaca mata saya sebagai warga Tangerang Selatan pembangunan infrastruktur mandek tidak hanya terjadi di kecamatan setu tetapi juga di Pamulang sebagai pusat pemerintahan, Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Serpong.
Menurutnya, pemerintah setempat seharusnya segera memperbaiki ruas jalan yang rusak dengan betonisasi dan dilengkapi dengan saluran air di kanan dan kiri serta lampu PJU dan juga trotoar untuk pejalan kaki.
Perbaikan jalan dilakukan secara cepat (tidak memakan waktu lama seperti perbaikan ruas jalan buaran BSD -di depan de Latinos- dimana kontraktor/pihak pelaksana bekerja tidak dengan target terukur dan sangat lambat). Karena menurut saya pekerjaan perbaikan jalan hendaknya dilakukan dengan jam kerja yang padat (tidak sesuai jam kantor). Diperlukan jam kerja lembur dengan pembagian shift kerja yang jelas karena perbaikan jalan pastinya menutup sebagian ruas jalan yang akan berakibat kemacetan panjang.
"Yang penting adalah membatasi truk-truk berat yang melebihi kapasitas masuk ke jalan ini agar sesuai dengan fungsi jalan agar keselamatan dan keamanan pengguna jalan dapat terjaga," ujarnya.