Kisah Pasutri Mengais Rezeki di TPA, Sering Minder Badan Bau Sampah
Pria ini sehari-hari mengais rezeki di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga, Kabupaten Bogor.
Editor:
Ferdinand Waskita
lihat foto
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Pria ini sehari-hari mengais rezeki di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga, Kabupaten Bogor.
Dia adalah Oji yang keseharian mengumpullkan sampah di TPA Galuga dari pagi hingga sore hari.
Oji yang kini berusia 45 tahun itu mengumpulkan sampah bersama sang istri, Enung (35).
Baca: Kasus Penipuan Rp15,3 Miliar, Ramadhan Pohan Divonis 15 Bulan Penjara
Kaus lengan panjang yang sudah lusuh, topi, dan sepatu boots adalah setelan yang biasa ia pakai ketika mengumpulkan sampah.
Tidak besar uang yang dihasilkan Oji dan istrinya dari mengumpulkan sampah itu.
Satu kilogram sampah yang dijualnya hanya dihargai Rp 300 saja.
"Ya kadang sampai dua minggu dulu baru dijual, sepuluh karung bisa dapat Rp 150 ribu," ucap Oji kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (27/10/2017).
Oji berkata bahwa sudah lima tahun dirinya bekerja mengumpulkam sampah di TPA Galuga bersama istrinya.
Ayah tiga anak ini pun mengaku sedikit kewalahan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
"Ya paling kalau belum dapat uang pinjam dulu, anak saya di rumah, yang paling gede jagain adiknya paling kecil, anak yang kedua sekolah kelas 3 SMP," terangnya.
Dia mengungkapkan bahwa, dirinya tak merasa malu bekerja mengumpulkan sampah demi dapat membuat dapur tetap ngebul.
Hanya saja dirinya kerap tidak merasa percaya diri bila berbaur dengan tetangga di rumah setelah seharian berada di tengah terik matahari mengumpulkan sampah.
"Ya paling suka ga enak kalau lagi kumpul, soalnya bau sampah entah di badan atau baju saya itu saya selalu tercium sama saya," ucapnya.
Baca: KBRI Kiev Gelar Upacara Memperingati Hari Sumpah Pemuda
