Kisah TKI Bermasalah: Dari yang Dirayu Majikan Hingga Berkelahi Sesama Pembantu
Lima TKI dari Arab Saudi yang ditemui pun secara blak-blakan mengakui mereka kabur dari rumah majikan mereka
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG -- Sejumlah TKI yang ditemui Warta Kota di Ruang Muskilah Balai Pelayanan Kepulangan TKI (BPKTKI) Selapajang pada Selasa (26/8/2014) mengakui mereka mendapat perlakuan buruk dari majikan mereka.
Lima TKI dari Arab Saudi yang ditemui pun secara blak-blakan mengakui mereka kabur dari rumah majikan mereka karena sudah sangat tidak tahan.
Dede (30) misalnya. Dua bulan lalu, wanita ini melarikan diri dari rumah majikannya di sebuah rumah di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab karena mendapat pelecehan seksual secara verbal dan non-verbal.
"Gaji saya empat bulan ditahan. Sudah gitu, majikan saya setiap hari rayu-rayu saya melulu. Lagi masak dipegang-pegang, lagi nyuci juga sama. Ya saya nggak tahan lah," katanya.
Bekerja selama delapan bulan di Abi Dhabi, Dede mengaku sudah dua kali pindah majikan. "Masing-masing empat bulan. Majikan pertama tidak bayar gaji tiga bulan, yang satu lagi sebulan. Saya langsung lapor polisi," kata Dede yang hendak pulang ke Bogor, Jawa Barat itu.
Hal nyaris serupa juga dialami Salminah (27). Gadis asal Nusa Tenggara Barat yang bekerja di Dubai, Uni Emirat Arab itu mengaku hampir setiap hari disuruh melayani nafsu bejat majikannya.
"Saya nggak pernah mau. Hampir tiap hari saya disuruh masuk ke kamar, diiming-iming pakai uang. Saya tertekan banget. Ya mending saya pulang aja," katanya.
Lain lagi dengan Sunarmi (40). Wanita asal Pati, Jawa Tengah itu mengaku pulang ke Indonesia setelah ia terlibat perkelahian dengan sesama pembantu rumah tangga asal Filipina di Abi Dhabi.
"Dia minjam uang saya berbulan-bulan, eh nggak dibalik-balikin. Saya berantem sama dia. Tapi majikan saya malah bela dia. Saya disuruh pulang aja. Ya saya pulang. Duit habis. Gaji juga nggak dibayar lima bulan," katanya kesal. (Banu Adikara)