Jumat, 7 November 2025

Mendikbud Berharap Tenaga Pengajar BIPA Jadi Petempur Jalankan Misi Pertahanan Bangsa

Diharapkan, para tenaga pengajar yang dikirimkan dapat menjalankan misi khusus, diplomasi lunak melalui bahasa

Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat Penutupan Pembekalan Tenaga Pengajar BIPA untuk Luar Negeri Masa Tugas 2017, di Sentul, Bogor, Jawa Barat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengiriman Tenaga Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) untuk luar negeri bukan sekedar sukses mengajar Bahasa Indonesia.

Diharapkan, para tenaga pengajar yang dikirimkan dapat menjalankan misi khusus, diplomasi lunak melalui bahasa.

Demikian hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat Penutupan Pembekalan Tenaga Pengajar BIPA untuk Luar Negeri Masa Tugas 2017, di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

“Saudara ini ibarat pasukan tempur bukan hanya mengajar Bahasa Indonesia saja. Ada membawa misi diplomasi budaya Indonesia, untuk pertahanan bangsa dari luar negeri, melalui diplomasi bahasa” jelasnya.

Menurut Mendikbud, dalam teori perang, pertahanan terbaik adalah dengan menyerang. Demikian pula diplomasi. Jika mau memenangkan diplomasi maka harus melakukan penetrasi nilai-nilai ke negara lain.

"Jadilah petempur dengan mengajarkan bahasa Indonesia dan nilai-nilai budaya yang kita miliki. Jangan sampai nilai-nilai budaya negara lain saja yang masuk ke negera kita," ungkapnya.

Sebanyak 53 tenaga pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dikirimkan ke luar negeri, yaitu 28 orang ditempatkan di negara Filipina, Kamboja, Myanmar, Thailand, Vietnam, dan Timor Leste.

Khusus wilayah Thailand, Kepala Badan dan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dadang Sunendar mengungkapkan mendapatkan porsi lebih banyak, yaitu sebanyak 12 orang.

Bukan tanpa sebab, Kepala Badan Dadang menjelaskan adanya antusiasme dari Thailand untuk mendorong generasi muda disana mempelajari Bahasa Indonesia.

“Kita kirimkan lebih banyak ke Thailand, ada 12 orang karena negara tetangga itu paling gigih mendorong generasi mudanya untuk belajar Bahasa Indonesia,” ujarnya.

Kemudian, pengajar BIPA juga dikirimkan ke wilayah Amerika, Eropa, dan wilayah Aspasaf (Asia, Pasifik dan Afrika). Rinciannya, empat tenaga pengajar untuk Italia, Jerman, Prancis, dan Rusia.

Sejumlah enam pengajar untuk negara Mesir, dan 21 orang untuk wilayah Aspasaf.

Menurut data Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, rencananya, pada tahun 2017, sejumlah 220 tenaga pengajar BIPA secara keseluruhan dikirimkan ke luar negeri.

Adapun 167 orang telah memperoleh pembekalan sebelumnya. Nantinya, semua pengajar bertugas selama empat bulan, dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan lembaga sasaran.

“Saya ucapkan selamat atas terpilihnya saudara jadi guru bahasa indonesia bagi penutur asing untuk luar negeri,”ujarnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved