Romy Sebut Lucu, Partai Pengusung Labeli Jokowi Anti-Islam dan Pro Komunis
"Dipersepsikan sebagai anti-Islam, dipersepsikan sebagai pro komunis, dipersepsikan sebagai pro RRC, ini adalah hal-hal yang terus dilabelkan,"
Penulis:
Dennis Destryawan
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy alias Romy menuding ada partai politik yang melabeli Presiden Joko Widodo sebagai sosok yang anti-Islam dan Pro-Komunisme.
Romy memberikan sambutan dalam rangka acara tasyakuran harlah ke-45 PPP di Kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/1/2018) malam.
Baca: Romy: Kader Rindu Bu Khofifah Kembali ke Pangkuan PPP
Romy yang mengenakan baju koko putih dan kopiah hitam ini, sempat menyinggung terdapat partai politik yang melabeli Jokowi sebagai sosok pendukung paham komunis dan anti-Islam.
"Dipersepsikan sebagai anti-Islam, dipersepsikan sebagai pro komunis, dipersepsikan sebagai pro RRC, ini adalah hal-hal yang terus dilabelkan," ujar Romy.
Baca: Alasan NasDem Alihkan Dukungan Dari Tengku Erry Kepada Edy Rahmayadi
Romy menerangkan, partai yang melabeli Jokowi itu, merupakan partai pendukung Jokowi saat maju sebagai Wali Kota Solo.
"Yang lucu, salah satu yang melabelinya adalah Partai yang mengusung Pak Jokowi dulu sebagai Wali Kota (Solo, -red) dua kali," sambungnya.
Baca: Cegah Isu SARA di Pilkada, Bawaslu Berencana Kumpulkan Tokoh Lintas Agama
Saat pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo 2010, Jokowi berpasangan dengan FX Hadi Rudyatmo.
Pasangan petahana yang terkenal dengan panggilan Jokowi-Rudy ini diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) serta didukung Partai Amanat Nasional dan Partai Keadilan Sejahtera.
"Saat itu, tidak mempersoalkan apakah (Jokowi, -red) dulu komunis atau tidak. Partai tersebut tidak lagi mengusung Pak Jokowi dan hari ini berada di luar pemerintah," ujar Romy.
Baca: Airlangga Ingatkan Kepala Daerah yang Diusung Golkar Dukung Jokowi Dua Periode
Romy menganggap itu hal yang wajar.
Namun, ia menegaskan, bahwa PPP tak akan menggunakan cara itu untuk memenangkan calon presiden yang akan diusung pada Pemilihan Presiden 2019.
"Tentu di dalam politik ada kelompok yang menggalakkan segala cara, tetapi tidak demikian dengan PPP," ujar Romy.