ACT: Mesir Tidak Lagi Informasikan Kapan Pintu Masuknya Bantuan Jalur Darat Dibuka
Mesir sebagai negara pemegang otoritas pintu masuknya bantuan melalui jalur darat yang diandalkan warga Gaza
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gaza dikenal sebagai 'penjara' terbesar di dunia, dengan bencana kemanusiaan yang berlangsung selama puluhan tahun. Rumah sakit disana tidak lagi memiliki supply untuk makanana para pasiennya.
Mesir sebagai negara pemegang otoritas pintu masuknya bantuan melalui jalur darat yang diandalkan warga Gaza, tidak lebih baik dari tahun sebelumnya.
Pasalnya, sebelumnya pintu bantuan secara periodik terjadwal dibuka, namun belakangan ini tidak lagi ada informasi kapan pintu-pintu itu terbuka.
"kondisinya tidak lebih baik dari tahun sebelumnya. Sebelumnya pintu itu dibuka secara periodik, belakangan tidak ada yang pernah tahu kapan dibukanya," ujar Director of Global Humanity Response, Bambang Triyono, di kawasan Kemang, Jakarta, Senin (9/4/2018).
Sebelumnya, bantuan-bantuan kemanusiaan dikirim melalui laut dengan tajuk 'Kapal Kemanusiaan Palestina' harus terpaksa berlabuh di Israel untuk membongkar muatan. Ashdod ialah satu-satunya gerbang laut yang dibuka untuk kapal bantuan bisa sampai ke Gaza, Palestina.