Kamis, 6 November 2025

Hari Buruh

Selain Unjuk Rasa, Buruh Gelar Pentas Budaya Saat Peringatan May Day

Peserta aksi dari KRPI akan berkumpul di Patung Kuda dan berjalan ke Istana Negara.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Choirul Arifin
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Buruh melakukan unjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (1/5/2017). Aksi yang dilakukan bertepatan dengan Hari Buruh atau May Day 2017 itu menyampaikan 12 tuntutan, salah satunya terkait Upah Minimun Sektoral Kabupaten/Kota (UMKS) yang hingga saat ini belum diberlakukan. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan ribu buruh diperkirakan akan memperingati Hari Buruh Internasional 2018, di DKI Jakarta pada Selasa (1/5/2018).

Sekitar ima ribu buruh diantaranya tergabung di Konfederasi Rakyat Pekerja Indonesia (KRPI).

Berbeda dibandingkan aksi pada umumnya di mana hanya menyampaikan tuntutan dengan cara melakukan unjuk rasa. KRPI akan menggelar Karnaval dan Pentas Budaya yang dimulai sejak pukul 07.00 WIB.

Ketua KRPI Timbul Siregar mengatakan, peserta aksi dari KRPI akan berkumpul di Patung Kuda dan berjalan ke Istana Negara. Lalu, pihaknya akan turun ke istana dalam barisan KRPI.

Baca: Tio Baca Penggalan Puisi WS Rendra Usai Pembacaan Surat Dakwaan Jaksa

Baca: Ahmad Dhani tak Akan Pakai Lagi Kaus #2019GantiPresiden, Ini Alasannya

Selama aksi, KRPI menyampaikan lima maklumat untuk pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pertama, era revolusi industri 4.0 adalah keniscayaan bagi industri Indonesia.

Dia menjelaskan, kemajuan terknologi dan informasi maka industri berkompetisi meningkatkan produktivitas. Kompetisi tidak hanya di dalam negeri, tetapi antar negara.

"Pemerintah berperan aktif membangun industri dengan dukungan blue print perindustrian yang didasari riset sehingga menjaga keberlangsungan perindustrian," kata dia, Selasa (1/5/2018).

Lalu, maklumat kedua, implementasi pekerja sebagai subjek industrialisasi adalah pelaksanaan Tri Layak. Adanya Tri Layak itu hasil industri terserap karena adanya daya beli masyarakat dan pekerja yang baik.

Melalui, Tri Layak itu negara akan mendapat pajak pekerja yang bersumber dari Pph 21 persen.

Tri Layak, secara sosiologis akan tercipta kesenangan bekerja sehingga berkorelasi positif pada peningkatan produktivitas bekerja.

"Peningkatan produktivitas tentunya akan meningkatkan kinerja industri kita," ujarnya.

Sementara itu, maklumat ketiga, instrumen mendukung Tri Layak untuk kemajuan industri didasari pada peran aktif 5 Program Jaminan Sosial bagi seluruh pekerja Indonesia. Kehadiran 5 program jaminan sosial maka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bangsa akan semakin meningkat.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved