Pilpres 2019
Demokrat Bentuk Koalisi Kerakyatan Untuk Saingi Koalisi Keumatan dan Pendukung Jokowi
"Namanya menyaingi atau mungkin jadi kompetitor dari Poros Kekuasaan dan Poros Keumatan yang kemaren masih klaim-klaim beberapa pihak semata,"
Penulis:
Yanuar Nurcholis Majid
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Atas arahan ketua umumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Partai Demokrat menawarkan Koalisi Kerakyatan dalam Pemilu 2019.
Hal itu dilakukan Partai Demokrat sebagai upaya terbentuknya poros ketiga dalam pemilihan presiden 2019.
"Ya Partai Demokrat sekarang sedang serius membangun poros kerakyatan ya. Tadi malam saya diskusi juga dengan bapak Ketum ya arahannya begitu. Kita akan berupaya untuk membangun Poros Kerakyatan atau Poros Nusantara," ujar Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahean, di kantor DPP Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Kamis (7/6/2018).
Baca: Terpedaya Bujukan Fredrich Yunadi, Dokter Bimanesh Sesali 3 Hal Ini
Ferdinan mengatakan dengan terbentuknya poros kerakyatan ini diharapkan mampu menandingi poros keumatan besutan ketua FPI Habib Rezieq Sihab maupun kubu Jokowi.
"Namanya menyaingi atau mungkin jadi kompetitor dari Poros Kekuasaan dan Poros Keumatan yang kemaren masih klaim-klaim beberapa pihak semata," ujar Ferdinand.
Baca: Di Hadapan Polisi, Oknum Guru Di Depok Mengakui Perbuatan Bejat Terhadap Muridnya
Selain itu, dirinya menawarkan 10 persen kursi Demokrat di DPR dan Agus Harimurti Yudhoyono, sebagai Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) untuk membentuk Poros Kerakyatan itu.
"Partai Demokrat ingin menawarkan suara 10 persen, Partai Demokrat yang menurut potret lembaga survei ada figur kader untuk jadi cawapres. Silahkan gabung ke kami silahkan Capresnya dari kalian maka ini akan jalan," ujar Ferdinand.
Baca: Mayat Bocah Ditemukan Warga Terbungkus Kantung Plastik di Padalarang, Ada Luka Di Kaki Dan Kepala
Ia pun menyebut jika PD terbuka dengan parpol manapun termasuk Gatot Nurmantyo.
"Saya tidak tahu ya apakah tertarik apa tidak tetapi kami melihat komunikasi intens juga pak Gatot dan PAN, pak Gatot dengan partai lain juga berjalan ya kita lihat lah ke depan gimana," ujar Ferdinand.