Sabtu, 23 Agustus 2025

Pilpres 2019

Pesan Damai Pemuka Agama Sikapi Banyaknya Ujaran Kebencian Jelang Pilpres 2019

Sejumlah pemuka agama di Indonesia menaruh perhatian terhadap banyaknya ujaran kebencian di media sosial jelang Pemilihan Presiden 2019.

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Ilham Rian Pratama
Sejumlah pemuka agama di Kantor CDCC, Jl. Brawijaya VIII No. 11, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (10/7/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pemuka agama di Indonesia menaruh perhatian terhadap banyaknya ujaran kebencian di media sosial jelang Pemilihan Presiden 2019.

Menyikapi hal tersebut, sejumlah pemuka agama mengadakan diskusi publik dengan tema 'Pemuka Agama Untuk Demokrasi Berkualitas' di Kantor CDCC, Jalan Brawijaya VIII Nomor 11, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (10/7/2018).

Diskusi tersebut dihadiri Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban (UKP DKAAP), Din Syamsuddin.

Baca: Pengamat: Prabowo Mungkin Lebih Tertarik Berkoalisi dengan Demokrat

Kemudian perwakilan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Henrek Lokra; dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Noor Achmad.

Kemudian ada Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Agus Wahayanan; Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Wisnu Bawa Tenayu.

Lalu, Perhimpunan Majelis Agama Budha Indonesia (Permabudhi), Arif Harsono; dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Uung Sendana.

Baca: Jusuf Kalla Mengaku Tidak Tahu Nama-nama Kandidat Calon Wakil Presiden yang Dikantongi Jokowi

Din pun membacakan lima pesan damai dalam menyongsong Pemilu 2019;

Pertama, keprihatinan mendalam atas suasana demikian dan mengkhawatirkannya dapat menimbulkan benih permusuhan yang membawa perpecahan bangsa.

Kedua, menyerukan kepada segenap keluarga besar bangsa untuk mengubah hubungan antar sesama yang bersifat dialektik (mengandung pertentangan) tersebut menjadi hubungan yang bersifat ideologis, yakni cenderung memusyawarahkan perbedaan pandangan politik dengan penuh rasa persaudaraan demi keutuhan dan kemajuan bangsa.

Baca: Ada Tiga Hingga Lima Nama yang Masuk Daftar Prioritas Calon Wakil Presiden untuk Jokowi

Ketiga, memesankan kepada segenap keluarga besar bangsa agar perbedaan pandangan politik tidak memutuskan silaturahmi kebangsaan, dan menyadari bahwa demokrasi adalah cara beradab dalam memilih pemimpin maka bangsa perlu membudayakan demokrasi berkeadaban.

Keempat, memesankan kepada seluruh keluarga besar bangsa yang majemuk bahwa penonjolan identitas kelompok dalam berpolitik adalah absah selama hal tersebut tidak menghina kelompok lain, dan tidak menimbulkan sektarianisme politik ekstrim yang menegasi kelompok lain, tapi meletakkan perjuangan politik demi kepentingan bangsa secara bersama-sama.

kelima, memesankan kepada seluruh keluarga besar bangsa agar dalam mengamalkan demokrasi tetap dapat menampilkan aspirasi dalam semangat berlomba dalam kebaikan dan keadaban.

Terlalu mahal harga yang harus dibayar bangsa jika demokrasi membawa tragedi.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan