Pilpres 2019
ACTA dan PA 212 Dukung Abdul Somad, Demokrat Tetap Yakin Prabowo Akan Pilih AHY Jadi Cawapres
Partai Demokrat tetap yakin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan dipilih Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto menjadi Calon Wakil Presiden.
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat tetap yakin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan dipilih Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto menjadi Calon Wakil Presiden.
"Iya tentu dong," kata Ketua Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean kepada Tribunnews.com, Selasa (7/8/2018).
Walaupun hari ini, Advokat Cinta Tanah Air dan alumni 212 mendeklarasikan dukungan terhadap Ustaz Abdul Somad (UAS) untuk menjadi Cawapres mendampingi Prabowo.
Baca: PKS Ngotot Calon Wakil Presiden Pendamping Prabowo Harus Sesuai Rekomendasi Ijtima GNPF Ulama
Menurut dia, Demokrat tetap dalam posisi menghargai dan menghormati semua usulan dan rekomendasi yang timbul dari pihak manapun dan kelompok manapun, termasuk ACTA dan PA 212.
"Demokrat justru senang bila masukan semakin banyak ke Prabowo," jelasnya.
Terpenting menurutnya jangan ada pihak manapun yang memaksakan kehendak kepada Prabowo, menekan Prabowo, serta mengancam Prabowo.
"Tidak boleh ada yang begitu," ucapnya.
Baca: Fadli Zon Sebut Prabowo Bertemu Empat Mata dengan SBY Bahas Calon Wakil Presiden
Partai Demokrat meminta semua pihak parcaya kepada pilihan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto dalam memutuskan calon wakil presiden (cawapres) untuk Pilpres 2019.
"Prabowo itu pemimpin, kita percayakan kepada beliau untuk memilih wakilnya dengan siapa berpasangan," ujarnya.
Hal itu disampaikan dia dalam menanggapi Advokat Cinta Tanah Air dan alumni 212 mendeklarasikan dukungan terhadap Ustaz Abdul Somad (UAS) untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Baca: Deklarasi Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Kubu Prabowo Akan Digelar Kamis Pagi
Tidak elok, kata dia, kalau Prabowo ditempatkan sebagai pemimpin yang bisa ditekan-tekan.
"Itu tidak baik dan akan berdampak negatif terhadap Prabowo," jelasnya.
Dia mengajak semua pihak termasuk anggota koalisi, biarkan Prabowo berdaulat memilih wakilnya, karena begitulah seharusnya pemimpin, tidak bisa ditelan dan diintervensi.
"Kita percaya bahwa Prabowo bukan pemimpin yang plin-plan dan bukan pemimpin yang mudah goyah," cetusnya.
"Prabowo pemimpin yang teguh dengan pilihannya dan garis politiknya. Sekali lagi, kami menghormati semua ini, semua sikap yang ada," jelasnya.