Kemenko PMK Tekankan Pentingnya Kerjasama Lintas Sektoral Atasi Ancaman Pandemi
"Ancaman wabah harus dihadapi bersama-sama, tidak bisa hanya mengandalkan satu sektor saia,” jelas Sigit.
Penulis:
Yanuar Nurcholis Majid
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan pentingnya kerjasama lintas sektoral untuk mengantisipasi ancaman penyakit menular (pandemi).
Hal itu disampaikan Deputi Peningkatan Kesehatan Kemenko PMK dr Sigit Priohutomo dalam Pertemuan Koordinasi dan Penyusunan Rencana Kerja Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Berpotensi Pandemi di Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Rabu (5/9/20l8).
Baca: Seorang Ibu Rumah Tangga Tewas Diserang Orang Gangguan Jiwa di Bekasi
"Seperti halnya negara-negara lain yang rentan terhadap pandemik, Indonesia akan terus waspada melalui pemantauan dan kesiapsiagaan menghadapi wabah penyakit menular antar negara yang dapat muncul di masa mendatang," ujar Sigit.
Menurutnya langkah tersebut perlu dilakukan untuk melindungi hilangnya potensi sumberdaya manusia dan dampak-dampak lain yang ditimbulkan hingga meliputi ke aspek ekonomi dan ketahanan negara.
Sigit menegaskan bahwa koordinasi lintas sektoral dilaksanakan untuk mewujudkan sinergi pelaksanaan kebijakan dan menjamin sumberdaya tersedia.
Baca: KPK Periksa Mantan Kepala Dinas PU Terkait Kasus Suap Bupati Labuhanbatu
"Ancaman wabah harus dihadapi bersama-sama, tidak bisa hanya mengandalkan satu sektor saia,” jelas Sigit.
Sementara saat ini, Kemenko PMK telah menjalin kerjasama lintas kementerian/ lembaga, perguruan tinggi, lembaga penelitian, pemerintah daerah, badan-badan internasional seperti WHO dan FAO.
Serta hubungan bilateral dan multilateral melalui kerjasama kemitraan dengan USAID, DFAT-Australia dan aktif dalam gerakan Global Health Security Agenda serta pemangku kepentingan lainnya untuk pencegahan, pendeteksian dan respon terhadap penyakit baru berpotensi pandemi.
Sementara itu USAlD Deputy Mission Director, Ryan Washburn menyebutkan, lndonesIa telah membuat langkah yang luar biasa dalam mengembangkan integrasi sistem untuk mendeteksi, mencegah dan merespon ancaman pandemi.
Baca: Presiden Jokowi Lantik Sembilan Gubernur dan Wakil Gubernur di Istana Negara
Namun diperlukan komitmen lebih lanjut, guna memastikan sistem tersebut dapat terus berjalan dengan baik.
“Untuk bisa secara bersama-sama menurunkan risiko maupun dampak yang bisa dihadapi Indonesia dari ancaman pandemi in, dibutuhkan koordinasi lintas sektoral dan perlu dukungan dari para pengambil keputusan. Mari kita duduk bersama-sama untuk menyusun rencana kerja yang sejalan dengan sasaran pembangunan pemerintah Indonesia," ujar Ryan Washburn.
Seperti yang diketahui, Indonesia termasuk salah satu hotspot munculnya penyakit infeksi baru di Asia.
Penyakit infeksi baru tersebut maupun penyakit yang pernah ada dan kemudian muncul kembali, 70% diantaranya dapat bersumber (ditularkan) dari satwa liar dan ternak (zoonotik), seperti flu burung.
Di Indonesia sendiri. selama 11 tahun terakhir tercatat sebanyak I68 orang meninggal dunia akibat flu burung serta kerugian ekonomi yang tidak sedikit nilainya.