Jumat, 5 September 2025

Kisah Sutopo 'Mabuk' Pertanyaan Wartawan: 1.189 Pesan Whats App Belum Dibaca Hingga 113 Miss Call

"Jam 21.00 saya bangun, bingung, semua menanyakan tentang gunung Salak yang meletus itu loh. Wah itu kalau meletus berat. "

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Gita Irawan
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Kapusdatin Humas BNPB) Sutopo Purwo Nugroho usai konferensi pers di Graha BNPB Jakarta Timur pada Kamis (11/10/2018) terkait penanganan gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah dan gempa di Situbondo. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebelum memulai konferensi pers tentang penangan gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, gempa di Situbondo, serta hoaks tentang meletusnya Gunung Salak, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menceritakan kesibukannya melayani pertanyaan dari wartawan sepanjang malam.

Malam sebelumnya sejak Rabu (10/18/2018) pukul 21.00 WIB Sutopo terbangun dari tidurnya karena ada yang menanyakan kabar terkait erupsi Gunung Salak yang bisa mengganggu jalur penerbangan.

Baca: Sebanyak 27 Kontainer Bantuan Dikirim dari Balikpapan, Ada Bantuan Pribadi dari Jokowi

Kabar tersebut berasal dari informasi satelit Himawari yang kemudian dilanjutkan oleh Darwin Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) pada Rabu (10/10/2018).

Setelah mengumpulkan informasi dari berbagai sumber termasuk pengamatan langsung, akhirnya disimpulkan bahwa berita tersebut tidak benar dan kondisi Gunung Salak masih dalam keadaan normal.

"Jam 21.00 saya bangun, bingung, semua menanyakan tentang gunung Salak yang meletus itu loh. Wah itu kalau meletus berat. Saya cari kemudian saya riliskan," kata Sutopo sambil terengah-engah di Graha BNPB Jakarta Timur pada Kamis (11/10/2018).

Baca: Tatapan Kosong Niswati di Depan Rumahnya yang Tertelan Bumi Pascabencana Likuefaksi di Palu

Setelah ia merilis kabar tersebut, ia pun kembali beristirahat dan bangun, Kamis (11/10/2018) pukul 02.00 WIB.

Ia terbangun karena banyak telpon masuk yang menanyakan soal gempa di Situbondo, Jawa Timur bermagnitude 6,3 skala richter.

Kemudian ia kembali mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan merilis pukul 04.00 WIB.

Sejak itu, ia pun harus melayani berbagai media TV yang ingin wawancara via telpon dengannya terkait gempa Situbondo.

Lalu, ia pun harus melayani banyak wartawan yang menanyakannya terkait hal-hal selain gempa di Situbondo.

Baca: Zaki Zulkarnain Bicara Doa Orang Tua, Bonus dan Pesannya Untuk Penyandang Disabilitas

Mulai dari acara doa bersama di Palu, perpanjangan masa tanggap darurat, jumlah korban hilang, soal kelangsungan acara IMF di Bali usai gempa di Situbondo, risk financing yang sedang dibahas di acara tersebut, relawan asing, up date kebakaran hutan dan penangannya serta permintaan wawancara dari sejumlah media.

"Mabuk saya. Sampai akhirnya di handphone saya itu 1.189 WA belum sempat saya baca. Misscall ada 113," kata Sutopo.

Puluhan wartawan yang berada di depannya pun terkesima.

Setelahnya, ia kemudian mengatakan kalau ia harus melakukan persiapan kemoterapi untuk kanker paru-paru atadium 4B yang dideritanya di sebuah rumah sakit.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan