Aksi Massa 212
Munajat 212, Fadli Zon: 'Tidak Ada Ajakan Kampanye, Semua Masih Dalam Koridor'
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menyebut kalau seluruh rangkaian acara berikut dengan pidato yang dikemukakan di Malam Munajat 212
Penulis:
Danang Triatmojo
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menyebut kalau seluruh rangkaian acara berikut dengan pidato yang dikemukakan di Malam Munajat 212 tak mengandung unsur politik apalagi kampanye.
"Saya kira, kalau saya lihat tidak ada ya yang menyangkut masalah ajakan atau apa yang terkait dengan itu (kampanye). Semua saya rasa masih dalam koridor," kata Fadli usai hadir di acara Malam Munajat 212, di Silang Monas, Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2019) malam.
Kendati demikian, politisi Partai Gerindra ini menyebut wajar ketika ada bumbu-bumbu yang dianggap bernuansa politik saat memberikan pidato.
Baca: Satgas Antimafia Bola Tegaskan Akan Libas Semua Yang Terlibat Pengaturan Skor
Meski mengatakan tak ada unsur kampanye, namun Fadli mengatakan bahwa dalam setiap pidato adalah hal wajar jika isinya ditaburi sedikit bumbu politik. Karena hal itu termasuk bagian dari retorika seseorang pemimpin berkomunikasi.
"Ya tentu harus ada bumbu-bumbu biasa itu bagian dari sebuah retorika untuk memberikan sambutan atau memberikan pencerahan dan dialog komunikasi dengan jamaah," katanya.
Baca: Buzzer Hoaks Pilpres Bergaji Rp 100 Juta, Gencar Promosi Capres Melalui Media Sosial
Begitu pula dengan sambutan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan yang menurutnya masih dalam koridor dan batas-batas wajar.
"Saya kira masih dalam batas-batas yang sangat normal ya. Beliau (Zulkifli Hasan) menyampaikan apalagi masih dalam kerangka negara, mengutip konstitusi kita," pungkas Fadli.
Baca: Sudirman Said Ungkap Pertemuan Rahasia Jokowi-Freeport, PDIP: Silakan Kalau Ada Bukti
Sebelumnya, Ketua MPR RI sekaligus Ketum PAN Zulkifli Hasan mengajak rakyat Indonesia untuk tidak membuang sia-sia momentum Pemilu 2019 mendatang.
Zulkifli kemudian mengatakan bahwa persoalan persatuan bangsa Indonesia ada di tingkat paling tertinggi dibanding segala kepentingan lainnya. Sementara soal urusan presiden, dia bertanya kepada ribuan jamaah Munajat 212 di hadapannya.
"Persatuan nomor satu, soal presiden?," tanya Zulhas, "dua" jawab para jamaah.