Jumat, 22 Agustus 2025

Pemilu 2019

Bima Arya: Ada Perbedaan Suara Kader PAN di Grup WhatsApp

Menurut Bima ada suara yang ingin PAN tetap berada di koalisi Adil Makmur, dan ada yang membuka segala kemungkinan.

Editor: Johnson Simanjuntak
Ilham Rian Pratama/Tribunnews.com
Wali Kota Bima Arya 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya mengatakan terdapat perbedaan suara kader partainya di grup WhatsApp.

Menurut Bima ada suara yang ingin PAN tetap berada di koalisi Adil Makmur, dan ada yang membuka segala kemungkinan.

"Suara-suaranya masih sebatas di WA group ya biasa lah ada yang ingin tetap, di 02 ada yang membuka segala kemungkinan biasa di WA group," kata Bima di Gedung Merah Putih KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (26/4/2019).

Kendati begitu Bima mengatakan suara tersebut tidak mencerminkan sikap resmi partainya.

Menurutnya keputusan resmi partai merapat ke mana ada di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN.

Bima juga meminta agar semua spekulasi politik terkait partainya untuk ditekan dulu.

"Tapi kan WA group bukan keputusan berdasarkan mekanisme konstitusi ada rakernas," ujar Bima.

"Jadi ada mekanismenya ada konstitusinya, ini bukan urusan perorangan bukan urusan ketum bukan bima arya tapi urusan partai. Kalau nanti akan melangkah ke kiri atau ke kanan berdasarkan mekanisme konstitusi partai dan harus mendengar suara kader," imbuhnya.

Bima juga mengomentari soal isu pertemuan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dengan Presiden Joko Widodo.

Baca: Jokowi Berharap May Day Dirayakan dengan Damai dan Kegembiraan

Ia mengatakan pembicaraan antara Zulkifli dengan Jokowi adalah terkait arah kedepan.

Hanya saja, ia belum mengetahui apakah ada pembicaraan arah pelabuhan partainya.

"Tapi apakah ada pembicaraan merapat kesana kesini saya belum tahu. Baiknya kita serahkan ke mekanisme di partai karena keputusan ini kan ini keputusan signifikan apakah di pemerintahan apakah di luar tidak bisa diputuskan orang perorang oleh pak Zul sendiri atau bima arya sendiri, harus melalui mekanisme partai," kata Bima.

Sebelumnya, Sekjen Partai Amanat Nasional(PAN) Eddy Suparno membantah pernyataan Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan bahwa partainya sedang membuka opsi keluar dari koalisi Adil Makmur pasangan calon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno usai pilpres 2019 selesai digelar.

"Kita tetap konsisten berada di koalisi Adil Makmur," kata Eddy di Jakarta, Jumat (26/4).

Eddy kemudian menjelaskan bahwa rumor Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) telah bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara untuk membahas rencana PAN angkat kaki dari koalisi Prabowo-Sandi dan berbalik mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin tidak benar.

Menurut Eddy, Zulhas bertemu Jokowi di Istana Negara, Rabu (24/4) kemarin dalam kapasitas sebagai Ketua MPR RI untuk menghadiri pelantikan Gubernur Maluku Murad Ismail dari hasil Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2018.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan