Selasa, 30 September 2025

Pilpres 2019

TKN Ungkap Alasan Mengapa Gerindra Lebih Dihormati Sebagian Partai Pendukung Jokowi

Wakil Ketua TKN, Arsul Sani, mengatakan, TKN tidak menutup kemungkinan bagi partai oposisi untuk bergabung dalam koalisi pemerintah.

Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews/Irman Rismawan
Prabowo dan Jokowi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengungkapkan alasan mengapa Gerindra lebih dihormati oleh sebagian partai di Koalisi Indonesia Kerja (KIK) atau partai pendukung Jokowi.

Wakil Ketua TKN, Arsul Sani, mengatakan, TKN tidak menutup kemungkinan bagi partai oposisi untuk bergabung dalam koalisi pemerintah.

Menurut Arsul, Partai Gerindra bahkan menjadi partai yang lebih dihormati oleh beberapa partai untuk masuk ke Koalisi Indonesia Kerja.

"Ada memang sebagian partai-partai di KIK yang katakanlah memberikan penghormatan lebih kepada Gerindra."

Baca: Prabowo Dipastikan Tak akan Hadiri Sidang Putusan Sengketa Pilpres di MK Kamis Nanti, Ini Alasannya

"Kenapa? Karena dianggap Gerindra lawan kontestasi yang gentle yang menggunakan jalur sesuai UU untuk kontestasi," ujar Arsul di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (24/6/2019).

Arsul mengatakan, ada juga partai KIK yang berpendapat jika koalisi mau ditambah, Gerindra pantas mendapatkan tawaran.

Meski demikian, kemungkinan itu juga tergantung sikap Partai Gerindra.

Baca: Belahan Rok Punya Tujuan Khusus, 5 Hal tentang Seragam Pramugari Lion Air yang Jarang Diketahui

Menurut Arsul, bisa saja Partai Gerindra sudah memiliki sikap terkait posisinya terhadap pemerintahan yang akan datang.

"Sekali lagi, apakah Gerindra berkenan atau tidak, ya itu kita kembalikan kepada mereka."

"Yang jelas itu kita lebih hormati daripada yang proses pemilunya belum selesai, lebih pengin belok begitu," ujar Arsul.

Baca: Ully Moch Rilis Lagu 'HUN' Bersama Ifan Seventeen, Ciptaan Mendiang Herman Seventeen untuk Istri

Adapun, parpol koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf mendominasi kursi di DPR.

PDI-P yang memperoleh 27.053.961 suara atau 19,33 persen diperkirakan memiliki 128 kursi di DPR.

Golkar memperoleh 17.229.789 atau 12,31 persen dan diperkirakan menguasai 85 kursi di DPR.

PKB memperoleh 13.570.097 suara atau 9,69 persen diperkirakan menguasai 58 kursi.

Partai Nasdem memperoleh 12.661.792 suara atau 9,05 persen yang diperkirakan menguasai 59 kursi di parlemen.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan