Mahfud MD: Polisi Sekarang Banyak yang Pandai Mengaji dan Berdakwah
Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD mengatakan bahwa saat ini banyak Polisi yang pandai mengaji dan berdakwah.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo
TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan yang juga Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengatakan bahwa kaum muslimin di Indonesia sekarang ini sudah memiliki banyak sarjana mulai dari S1 sampai S3.
Keluarga besar NU juga memiliki organisasi yang bernama Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) yang menghimpun ribuan sarjana mulai dari S1, S2, S3, bahkan professor baik lulusan dalam negeri maupun lulusan luar negeri.
Hal itu merupakan akibat logis karena kaum santri bisa menempuh pendidikan yang layak setelah Indonesia merdeka.
Demikian disampaikan Prof Dr Mohammad Mahfud MD saat menyampaikan keynote speech di acara Seminar "Islam Wasathiyah, Pancasila, dan Ekonomi Syariah" yang diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah ISNU Jawa Timur di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jumat (5/7/2019).
Dulu warga NU dan kaum santri pada umumnya dianggap sebagai kumpulan orang-orang kelas dua yang tak layak ikut mengurus pemerintahan.
"Paling-paling di masa lalu kita hanya dianggap layak menjadi pegawai-pegawai yang mengurusi fikih dalam arti sempit di Kementerian Agama. Sekarang ini lain, santri-santri sudah bisa menjadi menteri dan pejabat apa saja dalam berbagai bidang, bahkan bisa menjadi Presiden," kata Mahfud di depan sekitar 500 orang Pengurus ISNU yang datang dari 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu juga mengatakan di kantor-kantor pemerintah mulai dari pusat sampai ke daerah, di universitas-universitas dan institut negeri terkemuka sudah ada masjid dan musala yang bersih serta kelompok-kelompok pengajian.
Tanpa ada yang memaksa atau melarang di kampus-kampus besar sekarang ini sudah banyak professor dan mahasiswi muslimah yang memakai jilbab.
Bahkan banyak anggota Polri dan TNI yang pintar mengaji.
Mahfud lantas memberi contoh, di beberapa markas polisi seperti DIY, Sumsel, dan lain-lain sering dijadikan tempat pengajian akbar.
Di rumah dinas Kapolri Tito Karnavian, kata Mahfud, sering terlihat banyak ibu-ibu berkumpul dan mengaji sambil menyantuni anak-anak yatim.
"Saya kenal beberapa kapolres yang bagus mengajinya dan giat berdakwah dan memakai baju koko dan peci khas Indonesia di tempat-tempat umum. Jadi kita harus bersyukur di Indonesia sudah berkembang dengan baik apa kita sebut Islam Wasathiyah, Islam moderat, toleran, dan mendakwahkan Islam sebagai rahmatan lil'alamiin," ungkap Mahfud.
Dengan mengutip Gus Dur dan Nurcholish Madjid, menurut Mahfud berkembangnya Islam yang seperti itu ibaratnya air mancur yang menyembur dari bawah ke atas tanpa bisa dibendung, bukan hanya seperti air pancuran yang tumpah dari atas.
Kaum muslimin yang dulunya dibuat terbelakang oleh penjajah sekarang sejak Indonesia merdeka mendapat peluang untuk menempuh pendidikan yang baik.