Kamis, 18 September 2025

Calon Presiden 2014

Jokowi Tak Setuju Tank Leopard, Kalau Perlu Panser Banteng

"Agar industri pertahanan baik, tidak tergantung peralatan alutista dari luar," papar Jokowi.

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hasanudin Aco
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Calon presiden nomor urut 2, Joko Widodo (Jokowi) memberikan visi misi dalam debat capres putaran kedua, di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (15/6/2014). Debat capres kali ini mengangkat tema Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial . KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden urut nomor dua Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak setuju dengan pengadaan tank leopard. Karena berat tank leopard sebesar 63 ton bisa merusak jalan dan jembatan.

"Tank leopard terlalu berat, 62 ton, lewat jalan rusak semua, apalagi jembatan kita tidak kuat menahan 62 ton," ujar Jokowi  dalam debat capres babak ketiga di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat,  (22/6/2014), malam.

Jokowi pun meminta kepada pihak kementerian pertahanan dan keamanan untuk memeriksa alat perang yang dibeli ke dalam negeri. Dalam hal ini alat perang seperti tank itu cocok atau tidak.

"Setiap ingin membeli alutsista apakah medan kita cocok dengan medan itu, cuaca cocok dengan barang itu," ungkap Jokowi.

Jokowi pun ingin industri pertahanan di kedepankan dengan baik diberi anggaran baik. Hal tersebut agar senjata dan alat perang dalam negeri tidak impor.

"Agar industri pertahanan baik, tidak tergantung peralatan alutista dari luar," papar Jokowi.

Jokowi menambahkan selain tank leopard, mantan walikota Solo itu juga ingin mengembangkan panser Anoa sampai panser banteng.

"Panser Anoa harus dikembangkan terus, panser banteng dan lainnya, sehingga betul-betul pertahanan kita produksi sendiri," kata Jokowi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan