Senin, 10 November 2025

Calon Presiden 2014

LSI: Ada Pemilu Ulang Jokowi-JK Unggul 57,06 Persen

"Seandainya pilpres dilaksanakan hari ini, dukungan Jokowi-JK sebesar 57,06 persen, sementara Prabowo-Hatta sebesar 30,39 persen," ujar peneliti LSI.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Ade Mulyana memaparkan hasil survei tentang dukungan Capres pasca penetapan resmi KPU di Jakarta Timur, Kamis (7/8/2014). Hasil survei LSI menunjukkan jika Pilpres dilakukan pasca penetapan hasil Pilpres oleh KPU, dukungan terhadap Prabowo-Hatta mencapai 30,39 persen dan Jokowi-JK mencapai 57,06 persen. Menurunnya dukungan terhadap Prabowo disebabkan mayoritas publik sebesar 67,49% publik percaya dengan hasil KPU, serta persepsi negatif terhadap reaksi dan sikap Prabowo-Hatta yang kurang legowo merespon hasil resmi KPU. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kalau pun Mahkamah Konstitusi memerintahkan Komisi Pemilihan Umum harus melakukan pemilihan ulang, pemilih yang mendukung pasangan Jokowi-JK akan naik jauh mengungguli Prabowo-Hatta.

Demikian hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada 4-6 Agustus 2014. Survei ini menggunakan quickpoll dengan 1200 responden di seluruh Indonesia. Penarikan sampel menggunakan multistage random sampling dengan margin of eror 2,9 persen.

Selain quickpoll, LSI juga melengkapi dan memperkuat analisis surveinya dengan data-data kualitatif yang didapat melalui metode in depth interview, FGD dan analisis media. LSI menegasksan seluruh proses survei dibiayi sendiri.

"Seandainya pilpres dilaksanakan hari ini, dukungan Jokowi-JK sebesar 57,06 persen, sementara Prabowo-Hatta sebesar 30,39 persen. Sementara yang tidak tahu 12,55 persen," kata Peneliti LSI Ade Mulyana, Kamis (7/8/2014).

Turunnya dukungan pemilih kepada Prabowo-Hatta dikarenakan sikap Prabowo yang tidak legowo menerima hasil Pemilu Presiden 2014. Inilah yang mempengaruhi dukungan pemilih terhadap mantan Danjen Kopassus itu turun.

"Turunnya pamor Prabowo karena persepsi negatif publik terhadap sikap kurang legowo dan tidak simpatik terhadap keputusan KPU. Padahal sebelumnya Prabowo sudah sesumbar akan menerima hasil keputusan KPU," terangnya.

Dalam survei tersebut, sebanyak 67,49 persen masyarakat Indonesia percaya hasil perolehan rekapitulasi suara yang dikeluarkan KPU. Sementara 18, 52 persen masyarakat tidak percaya, sisanya tidak menjawab sebesar 13,99 persen.

"Pemilih Prabowo-Hatta adalah pemilih yang umumnya berada di perkotaan dengan tingkat pendidikan yang baik. Mereka percaya dengan hasil KPU dan menghormati pilihan rakyat pada pilpres lalu," katanya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved