Pilpres 2019
Komunitas Korban Bom Thamrin Ajak Masyarakat Tak Terpecah Belah Karena Pilpres 2019
“Kalau trauma ya jelas, tapi harus saya lawan karena kawasan ini adalah jalan saya mencari nafkah,” ujar Agus Kurnia
Penulis:
Rizal Bomantama
Editor:
Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kompak mengenakan kaos warna putih, sejumlah pria dan wanita terlihat membungkus makanan ringan dan botol air minum.
Sekelompok orang lainnya yang mengenakan kaos sama tampak membagikan bungkusan-bungkusan itu kepada orang-orang yang berlalu lalang di area car free day (CFD) tepatnya di depan Mall Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (13/1/2019) pagi.
Mereka adalah komunitas yang sedang menggelar peringatan peristiwa bom di Jl MH Thamrin, Jakarta, pada 14 Januari 2016 lalu dengan mengajak masyarakat.
“Kalau trauma ya jelas, tapi harus saya lawan karena kawasan ini adalah jalan saya mencari nafkah,” ujar Agus Kurnia, korban bom Thamrin asal Sumedang, Jawa Barat.
Saat kejadian, Agus mengaku badannya terpental karena bom yang meledakkan pos polisi di antara Mall Sarinah dan Bawaslu RI.
Pagi itu Agus mengaku sedang dalam perjalanan dari kos-kosannya di kawasan Kebon Kacang menuju tempat kerjanya di kawasan Jalan Sabang.
Selain terpental dan mengalami sejumlah luka, Agus mengaku telinganya juga mendadak tidak bisa mendengar karena dekatnya jarak antara dirinya dengan bom yang diledakkan pelaku.
“Kalau lihat jarak saya dengan pelaku yang sangat dekat mungkin saya sudah meninggal, tapi Tuhan berkehendak lain dengan menyelamatkan saya,” ungkapnya.
Agus menyatakan dirinya bersemangat untuk terus bergabung dengan komunitas Sahabat Thamrin agar bisa berguna bagi korban bom lainnya dan masyarakat pada umumnya.
“Alhamdulillah pemerintah membantu saya dengan menanggung seluruh biaya pengobatan sampai saya bisa mendengar kembali dan kami terus mendampingi korban lainnya yang hingga kini masih terus menjalani pengobatan,” terangnya.
Melalui peringatan kecil ini Agus juga mengingatkan bahwa pernah terjadi tragedi menakutkan di dekat jantung ibukota Jakarta ini.
Bahwa agenda Pilpres 2019 jangan sampai memecah belah masyarakat Indonesia.
Baca: Cerita Cawapres Sandiaga Uno Bertemu Kader Militan PKS di Kabupaten Grobogan, Simpatisan Dihadang
“Berbeda pilihan itu boleh tapi jangan sampai memecah belah masyarakat Indonesia dan melalui peringatan ini kami mengingatkan bahwa perbedaan pilihan yang ditanggapi secara negatif bisa menjadi jalan masuk aksi menebarkan ketakutan atau terorisme di tengah masyarakat,” tegas anggota komunitas lainnya yakni Dwi Siti Romdhoni.
Baca: Indonesia Police Watch: Pembentukan Tim Gabungan Kasus Penyiraman Novel Sarat Kepentingan Politik
Dwi menyatakan, perbedaan pilihan yang disikapi secara negatif dengan tindakan terorisme bisa memunculkan korban-korban seperti mereka.