Pilpres 2019
Elektabilitasnya Rendah, Andi Arief Sebut PSI Penebar Kebencian dan Ketegangan Beragama
Hal itu ia katakan saat mengomentari survei Litbang Kompas, yang menunjukkan elektabilitas PSI cuma 0,9 persen.
Editor:
Choirul Arifin
Laporan Reporter Warta Kota, Yaspen Martinus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai Demokrat Andi Arief menyebut Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai partai penebar kebencian dan ketegangan beragama.
Hal itu ia katakan saat mengomentari survei Litbang Kompas, yang menunjukkan elektabilitas PSI cuma 0,9 persen.
"Menurut Survey Kompas, PSI partai nol koma alias stabilo. Hukuman yang pantas bagi partai penebar kebencian dan ketegangan beragama," tulis Andi Arief di akun Twitter @AndiArief__, Kamis (21/3/2019).
"Sejak munculnya PSI yang dibiayai syamsul Nursalim BLBI, politik Indonesia penuh kebencian dan saling curiga. Mereka berlindung di ketiak Jokowi," sambung mantan Wasekjen Partai Demokrat ini.
Andi Arief lantas memaparkan hasil Survei Litbang Kompas tersebut.
"Survey Litbang Kompas: hanya 6 partai yang lolos ke senayan: Di atas 10 persen bersaing PDIP dan Gerindra. Di bawah 10 persen bersaing Golkar. PKB, Demokrat dan PKS. PAN meski belum angka aman namun tren naik. Semua kader Demokrat di hari sisa fokus dan semangat. 14 02 !!" tulis Andi Arief.
Hasil survei Litbang Kompas pada 22 Februari-5 Maret, menunjukkan tujuh partai politik peserta pemilu terancam tak lolos ke Senayan untuk mendapatkan kursi DPR RI.
Baca: Volvo Bus Kenalkan Chassis B11R ke Pengusaha Transportasi Antarkota dan Chassis B8RLE untuk Bus Kota
Ketujuh parpol tersebut mendapat suara yang jauh di bawah ambang batas lolos ke parlemen sebesar 4 persen.
Partai Hanura menjadi satu-satunya parpol yang saat ini mempunyai kursi di DPR, namun terancam tak lagi melenggang ke Senayan.
Baca: Generasi Terbaru Chassis Bus Mercedes-Benz OF 917 Diperkenalkan di Busworld South East Asia 2019
Partai yang sempat mengalami dualisme kepemimpinan sejak dipimpin Oesman Sapta Odang itu hanya dipilih oleh 0,9 persen responden.
Elektabilitas Hanura turun drastis dibanding pemilu 2014 lalu dengan 5,3 persen.
Enam parpol lainnya yang juga terancam tak lolos ke parlemen adalah partai lama yang tidak memiliki kursi di DPR, serta partai pendatang baru.
Partai Bulan Bintang (PBB) hanya dipilih oleh 0,4 persen responden, begitu juga Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), yang hanya mendapat 0,2 persen.
Empat parpol partai politik pendatang baru juga belum mampu melawan dominasi parpol lama. Partai Perindo menjadi yang teratas dengan 1,5 persen, disusul Partai Solidaritas Indonesia 0,9 persen, Partai Berkarya 0,5 persen, dan Partai Garuda 0,2 persen.