Rabu, 24 September 2025

Pilpres 2019

Elektabilitasnya Rendah, Andi Arief Sebut PSI Penebar Kebencian dan Ketegangan Beragama

Hal itu ia katakan saat mengomentari survei Litbang Kompas, yang menunjukkan elektabilitas PSI cuma 0,9 persen.

Editor: Choirul Arifin
Warta Kota/Rangga Baskoro
Andi Arief 

"Meski mempertimbangkan tingkat sampling error +/- 2,2 persen pun, parpol ini masih sulit memenuhi angka minimal ambang batas parlemen," tulis peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu, seperti dikutip dari Harian Kompas, Kamis (21/3/2019).

Selain ketujuh parpol di atas, ada tiga parpol lain yang elektabilitasnya tak melewati ambang batas parlemen sebesar empat persen. Ketiganya yakni PAN 2,9 persen, PPP 2,7 persen, dan Nasdem 2,6 persen.

Kendati demikian, apabila ditambah dengan tingkat margin of error +/- 2,2 persen, maka ketiga parpol ini masih mempunyai peluang lolos ke Senayan.

Sisanya, ada enam parpol yang elektabilitasnya berada di atas ambang batas parlemen 4 persen. Enam parpol itu yakni PDI-P 26,9 persen, Gerindra 17,0 persen, Golkar 9,4 persen, PKB 6,8 persen, Demokrat 4,6 persen dan PKS 4,5 persen.

Survei Litbang Kompas ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error +/- 2,2 persen.

Hasil survei Litbang Kompas 22 Februari-5 Maret menunjukkan elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra masih yang paling tinggi ketimbang partai politik peserta pemilu lainnya.

PDIP sebagai partai pemenang pemilu 2014 dipilih oleh 26,9 persen responden.

"Jika dalam satu bulan ke depan potensi elektabilitas ini tidak ada perubahan, boleh jadi PDIP akan mencatatkan diri sebagai parpol pertama yang bisa memenangi pemilu untuk kedua kali berturut-turut sejak era reformasi ini," tulis peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu, dikutip dari Harian Kompas, Kamis (21/3/2019).

• Tanggapi Aksi Teror di Selandia Baru, Ryamizard Ryacudu: ‎Marah Boleh tapi Jangan Balas Dendam

 
Kendati demikian, peluang PDIP menjadi juara bertahan akan tetap dibayangi oleh parpol lain, terutama Partai Gerindra.

Partai Gerindra yang juga merupakan rival PDIP di pemilihan presiden, dipilih oleh 17 persen responden.

Wahyu menyebut tingginya elektabilitas PDIP dan Gerindra disebabkan karena efek ekor jas dari sosok kedua capres yang selama ini melekat dengan parpol itu, yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

"Parpol yang tidak seberuntung PDIP dan Gerindra harus berpikir keras untuk mendapatkan insentif elektoral di pileg saat mendukung pasangan calon di pilpres," ulas Wahyu.

Parpol peserta pemilu lainnya memang mendapatkan elektabilitas yang jauh berada di bawah PDIP dan Gerindra.

Partai Golkar yang berada di peringkat ketiga misalnya, hanya dipilih oleh 9,4 persen responden. Menyusul dibawahnya yakni PKB 6,8 persen, Partai Demokrat 4,6 persen, PKS 4,5 persen, PAN 2,9 persen, PPP 2,7 persen, dan Nasdem 2,6 persen.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan