Pemilu 2019
APDI Tantang Jokowi dan Prabowo Berlomba Tunjukan Kepedulian Bantu Petugas KPPS yang Terkena Musibah
Wa Ode Nur Intan menantang calon presiden Jokowi dan Prabowo Subianto berlomba menunjukan kepeduliannya terhadap para petugas KPPS
Penulis:
Gita Irawan
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Chief Executive Officer (CEO) Aliansi Penggerak Demokrasi Indonesia (APDI) Wa Ode Nur Intan menantang calon presiden Jokowi dan Prabowo Subianto berlomba menunjukan kepeduliannya terhadap para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) baik yang sakit maupun yang meninggal.
Hal itu disampaikan Intan dalam Konferensi Pers dan Diskusi Publik bertajuk Mendesak Investigasi Wafatnya Ratusan Petugas KPPS di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (16/5/2019).
Baca: Mantan Sekda Malang Segera Menjalani Sidang di Pengadilan Negeri Surabaya
"Kami menantang Jokowi dan Prabowo untuk berlomba kepedulian terhadap korban Pemilu 2019 (Petugas KPPS) baik membantu pelayanan kesehatan bagi yang sakit maupun memberikan dukungan bagi keluarga korban yang meninggal," kata Intan.
Selain itu, dari pemantauannya selama di lapangan, timnya juga tidak pernah melihat ada satu pun caleg atau pun partai politik yang menunjukan kepeduliannya terhadap para petugas KPPS yang sakit atau keluarga petugas KPPS yang meninggal.
"Selama di lapangan kami tidak pernah mrlihat satu pun caleg atau parpol yang menunjukan kepeduliannya terhadap para petugas KPPS yang sakit atau keluarga petugas KPPS yang meninggal. Tidak ada," kata Intan.
Baca: Difitnah Sakit Keras, Hendropriyono Hadiri Buka Puasa Bersama PKPI
Selain itu, ia juga mendesak pemerintah untuk membentuk tim investigasi khusus yang komperhensif dan transparan agar penyebab kematian diketahui secara jelas sehingga tidak menjadi misteri dan beban masa depan demokrasi.
"Kami juga mendesak KPU dan pemerintah memberikan prioritas layanan kesehatan bagi ribuan petugas pemilu yang masih terbaring sakit," kata Intan.
Tiga poin tersebut dikemukakan, karena pihaknya menilai petugas pelaksana pemilu bekerja dari hari ke hari tanpa diperhatikan kesehatannya.
Baca: Kapan THR Harus Dibayarkan? Ini Jawaban Menteri Hanif
"Seolah 'dipaksa' untuk menyelesaikan pekerjaan pemilu 2019 dengan resiko tinggi hingga banyak yang tumbang, sakit, dan meninggal," kata Intan.
Ia pun menegaskan, jika KPU dan Pemerintah masih tetap abai terhasap kemanusiaan, dan tidak ada keseriusan dalam menangani para petugas KPPS tersebut maka APDI bersama sejumlah pihak lainnyanajan menempuh jalur hukum baik nasional maupun internasional.
456 petugas KPPS meninggal dunia
Jumlah petugas penyelenggara Pemilu, dalam hal ini Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang tertimpa musibah sudah mencapai 4.766 jiwa.
Data ini dihimpun per 7 Mei 2019, pukul 08.00 WIB, dengan rincian 456 petugas KPPS meninggal dunia, dan 4.310 lainnya jatuh sakit.
"Menyampaikan, update data per 7 Mei 2019 pukul 08.00 WIB. (Petugas KPPS) Wafat 456, Sakit 4.310. Total, 4.766," kata Komisioner KPU RI Viryan Azis saat dikonfirmasi, Rabu (8/5/2019).