Pilpres 2019
Sekjen Gerindra Beberkan Hasil Pertemuan Prabowo dengan Jusuf Kalla
Prabowo menyayangkan penanganan aksi unjukrasa yang dilakukan secara represif sehingga menyebabkan sejumlah orang meninggal dunia.
Penulis:
Taufik Ismail
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden Prabowo Subianto disebut menggelar pertemuan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kawasan Darmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Kamis (23/6/2019).
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut, Prabowo menyampaikan kepada Kalla bagaimana meredakan situasi politik sekarang ini yang sedang memanas dengan adanya aksi unjukrasa Pemilu 2019.
"Tentang bagaimana menyatukan situasi apa melakukan cooling down dan menyatukan kembali, semuanya kan gitu, mau sama para ulama, para kiai," kata Muzani di Jalan Kertanegara nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat malam, (24/5/2019).
Selain itu dalam pertemuan tersebut, Prabowo menyayangkan penanganan aksi unjukrasa yang dilakukan secara represif sehingga menyebabkan sejumlah orang meninggal dunia.
"Cuma yang kita kritisi ada orang menyampaikan aspirasi kemudian dilakukan dengan cara baik, dikejar-kejar sekarang sudah 20 lebih meninggal dan itu bagaimana itu nyawa sudah melayang," katanya.
Baca: Dua Pedagang yang Jualannya Dijarah Perusuh 22 Mei Tersenyum Setelah Bertemu Jokowi
Baca: Amien Rais: People Power Itu Enteng-entengan
Baca: Di Gedung Mahkamah Konstitusi, Tim Hukum Prabowo-Sandi Bertanya Apa Maksudnya Diblokade Seperti Ini
Pihaknya menurut Muzani menginginkan adanya pengungkapan jatuhnya korban dalam aksi unjukrasa yang berujung rusuh pada 21 dan 22 Mei lalu.
Dari awal kubu Prabowo-Sandi ,kata Muzani, tidak ingin masyarakat terpecah belah.
Oleh karena itu, adanya korban saat aksi unjukrasa harus diungkap.
"Ya iya dong," tuturnya.
Sementara itu terkait isu adanya pertemuan Prabowo dan Jokowi dalam satu dua hari belakangan ini, menurut Muzani tidak benar.
Ia berani menjamin bahwa pertemuan tersebut tidak ada.
"Engga, kita pastikan tidak ada," pungkasnya.
Bangun komunikasi
Sebelumnya diberitakan, Kalla bertemu dengan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.
Hal itu merujuk pada kabar yang beredar disertai dengan pernyataan Kalla sebelumnya bahwa ia tengah mengupayakan membangun komunikasi dengan Prabowo.
Diketahui, Prabowo sempat meninggalkan kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (23/5/2019) sore.

Saat ditanya apakah bertemu dengan Prabowo di sekitar jam tersebut, Kalla tidak membantah dan tidak membenarkan.
Kalla hanya menjawab hari ini ia bertemu dengan banyak tokoh.
"Hari ini saya banyak bertemu tokoh-tokoh dan sahabat-sahabat. Itu saja yang bisa saya katakan. Termasuk malam ini. Tadi di NU. Optimistis pokoknya. Harapan kita ke MK (Mahkamah Konstitusi) itu final dan semua pihak tentu menyetujui apa yang diputuskan MK," ujar Kalla di rumah dinasnya, Menteng, Jakarta, Kamis (23/5/2019) dilansir dari Kompas.com.
Saat ditanya kembali apakah salah satu tokoh yang ditemui adalah Prabowo, Kalla kembali tak menjawab secara tegas.
"Ya pokoknya banyak tokoh lah," lanjut dia.
Kalla sebelumnya menyatakan tengah berupaya membangun komunikasi dengan Prabowo untuk mendinginkan suasana usai terjadi kerusuhan pasca-demontrasi hasil Pilpres 2019 di Kantor Bawaslu.
Hal itu disampaikan Kalla saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
"Diusahakan, ya, sedang diusahakan. (Bersama) semua tokoh-tokoh," ujar Kalla.
Rekonsiliasi
Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie mengatakan ada optimisme rekonsiliasi antara calon presiden Jokowi dan Prabowo Subianto pascapilpres ini.
Hal tersebut diungkapkan Jimly, usai melakukan pertemuan tertutup bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah tokoh nasional di kediaman dinas Wapres JK, Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis malam (23/5/2019).
Dia mengatakan, momentum bulan Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk melangsungkan pertemuan calon presiden nomor urut 01 dan 02 itu.
"Perlu mendinginkan suasana. Kita manfaatkan ramadan ini untuk rekonsiliasi. Dari diskusi tadi ada optimisme. Saya tidak perlu menyebut secara detail tapi secara umum ada harapan rekonsiliasi akan terjadi," ujar Jimly.
Jimly mengatakan, tensi politik yang akhir-akhir ini panas, diharapkan dapat kembali membaik dengan upaya rekonsiliasi ini.
"Potensi rekonsiliasi dengan bertemu walaupun timingnya belum sekarang, tapi ada optimisme. Mudah mudahan bisa menurunkan ketegangan," kata dia.
Langkah Prabowo untuk melayangkan gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) ke Mahkamah Konstitusi, menurut Jimly, patut diapresiasi.
Upaya tersebut, juga diharapkan mampu meredam pengunjuk rasa, karena Prabowo telah mengambil langkah yang tepat.
"Para demonstran pun sudah mulai berpikir serahkan mekanismenya pada proses resmi di mana nanti ada keputusan melalui Mahkamah Konstitusi. Mudah- mudahan tidak perlu lagi untuk demo," ungkap Jimly yang pernah menjabat sebagai ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
Hadir dalam pertemuan tersebut, Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, Koordinator Presidium KAHMI Hamdan Zoelva, Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin, Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Kemudian Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj, Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini, Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Abdul Mukti, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Bikrokrasi Syafruddin, serta Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Agus Widjojo.